(Vibiznews – Commodity) – Harga jagung turun karena kekhawatiran akan penyebaran virus covid varian omicron yang dapat membuat lockdown terjadi lagi, dan mengikuti turunnya harga minyak mentah.
Pola musim La Nina di Amerika Selatan diperkirakan akan membuat cuaca panas dan kering pada pertengahan Desember. Pada saat ini para trader melihat bahwa pasar jagung sangat terpengaruh akibat melemahnya komoditas lain.
Harga jagung Maret di CBOT turun 14.75 sen (2.53%) menjadi $5.6750 per bushel.
Harga jagung pada penutupan pasar hari Selasa turun setelah harga minyak mentah turun ke terendah 3 ¼ bulan, membuat permintaan etanol berkurang dan jagung yang digiling juga berkurang.
Laporan pengiriman ekspor mingguan sebesar 766,063 MT jagung yang dikirim sampai 25 Nopember turun dari 825k MT minggu lalu dan dari 1.045 MMT dikirim pada minggu yang sama tahu lalu. Negara tujuan pengiriman terbesar 327,440 MT dari total. USDA merevisi laporan sebelumnya dengan menambahkan 207,160 MT kepada akumulasi 8,581 MMT jagung yang diekspor sampai 25 Nopember masih dibawah tahun lalu 10.344 MMT.
Agroconsult memperkirakan bahwa hasil jagung Brazil di 2021/22 sebesar 124 MMT mencapai rekor dibandingkan sebelumnya hanya 87 MMT pada tahun lalu.
Harga jagung turun karena kekhawatiran akan penyebaran virus covid varian omicron yang dapat membuat lockdown terjadi lagi, dan mengikuti turunnya harga minyak mentah.
Pola musim La Nina di Amerika Selatan diperkirakan akan membuat cuaca panas dan kering pada pertengahan Desember. Pada saat ini para trader melihat bahwa pasar jagung sangat terpengaruh akibat melemahnya komoditas lain.
Ukraina sudah mengekspor 5.5 juta ton sampai saat ini, hampir sama dengan tahun lalu pada periode yang sama.
Analisa tehnikal untuk jagung dengan support pertama di $5.65 dan selanjutnya ke $5.62 sedangkan resistant pertama di $5.77 kemudian ke $5.80
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
