Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (25 Februari 2022); Asing Borong Saham

789
Rupiah melemah
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :

A. Perkembangan Nilai Tukar 21-25 Februari 2022
Pada akhir hari Kamis, 24 Februari 2022
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.380 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun stabil ke level 6,50%.
3. DXYmenguat ke level 97,14.
4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 1,963%.

Pada pagi hari Jumat, 25 Februari 2022
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.365 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik pada level 6,52%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV Februari 2022)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 104,63 bps per 24 Februari 2022 dari 97,58 bps per 18 Februari 2022.
  2. Berdasarkan data transaksi 21-24 Februari 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik net jual Rp4,89 triliun (net jual Rp8,23 triliun di pasar SBN, dan net beli Rp3,33 triliun di pasar saham).
  3. Berdasarkan data setelmen s.d 24 Februari 2022 (ytd), nonresiden net beli Rp6,28 triliun di pasar SBN dan net beli Rp20,25 triliun di pasar saham.

B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Februari 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu keempat Februari 2022 diperkirakan mengalami deflasi sebesar -0,05% (mtm) sehingga secara tahun kalender sebesar 0,51% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,02% (yoy).
  2. Penyumbang utama deflasi Februari 2022 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas telur ayam ras (-0,12%, mtm), minyak goreng (-0,11%, mtm), daging ayam ras (-0,10%, mtm), cabai rawit (-0,05%,mtm), serta jeruk dan angkutan udara masing-masing menyumbang sebesar -0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang menyumbang inflasi pada periode ini yaitu bawang merah (0,06%, mtm), tomat dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta beras, daging sapi, tempe, cabai merah, emas perhiasan, dan rokok kretek filter yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,01% (mtm).

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” demikian akhir catatan dari Departemen Komunikasi BI, hari Jum’at (25/2).

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting