Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (4 Maret 2022); Asing Borong Saham

1123
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :

A. Perkembangan Nilai Tukar 28 Februari – 4 Maret 2022
Pada akhir hari Kamis, 3 Maret 2022
1. Rupiah ditutup melemah pada level (bid) Rp14.385 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,53%.
3. DXY menguat ke level 97,79.
4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 1,841%.

Pada pagi hari Jumat, 4 Maret 2022
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.370 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik pada level 6,57%.

Aliran Modal Asing (Minggu I Maret 2022)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 110,71 bps per 3 Maret 2022 dari 104,31 bps per 25 Februari 2022, sejalan dengan risk off di pasar keuangan global.
  2. Berdasarkan data transaksi 1-2 Maret 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp6,13 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp8,30 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp2,17 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen s.d 2 Maret 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp1,60 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp23,20 triliun di pasar saham.

B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I Maret 2022, perkembangan harga pada Minggu I Maret 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,32% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Maret 2022 secara tahun kalender sebesar 0,88% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,31% (yoy).
  2. Penyumbang utama inflasi Maret 2022 sampai dengan minggu I yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,07% (mtm), cabai rawit, tempe, bawang merah, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03% (mtm), daging ayam ras, tahu mentah, telur ayam ras, dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta bahan bakar rumah tangga (BBRT) dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi minyak goreng sebesar -0,04% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

 

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting