Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (18 Maret 2022); Asing Borong Saham

667
NIlai Rupiah
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :

A. Perkembangan Nilai Tukar 14 – 18 Maret 2022

Pada akhir hari Kamis, 17 Maret 2022
1. Rupiah ditutup stabil di level (bid) Rp14.300 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun stabil di 6,71%.
3. DXY melemah ke level 97,97.
4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 2,171%.

Pada pagi hari Jumat, 18 Maret 2022
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.300 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun stabil pada level 6,71%.

Aliran Modal Asing (Minggu III Maret 2022)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 86,77 bps per 17 Maret 2022 dari 109,25 bps per 11 Maret 2022, sejalan meredanya sentimen risk off di pasar keuangan global.
  2. Berdasarkan data transaksi 14-17 Maret 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp8,23 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,13 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp7,10 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen s.d 17 Maret 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp23,44 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp21,31 triliun di pasar saham.

B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Maret 2022, perkembangan harga pada Minggu III Maret 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,54% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Maret 2022 secara tahun kalender sebesar 1,10% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,54% (yoy).
  2. Penyumbang utama inflasi Maret 2022 sampai dengan minggu III yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,10% (mtm), telur ayam ras, emas perhiasan, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,05% (mtm), cabai rawit dan daging ayam ras masing-masing sebesar 0,04% (mtm), tempe, dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,03% (mtm), bawang merah, tahu mentah, jeruk, daging sapi, angkutan udara masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta bawang putih dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode ini yaitu minyak goreng sebesar -0,06% (mtm) dan tomat sebesar -0,01% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting