BI Rilis Uang Beredar Tumbuh Positif Pada Mei 2022

379
Uang Beredar Tumbuh Positif Januari 2023
Sumber: Bank Indonesia

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Bank Indonesia merilis hasil analisa uang beredar pada bulan Mei 2022 pada hari ini, 27 Juni 2022. Hasil analisa menunjukkan bahwa likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2022 tetap tumbuh positif.

Posisi M2 pada Mei 2022 tercatat sebesar Rp7.854,8 triliun atau tumbuh 12,1% (yoy), tetap kuat dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2022 yang tercatat sebesar 13,6% (yoy). Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan seluruh komponennya, baik M1, uang kuasi maupun surat berharga selain saham.

Pertumbuhan M1
M1 tumbuh 18,4% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya (20,8%, yoy), terutama uang kartal dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu. Peredaran uang kartal pada Mei 2021 sebesar Rp820,2 triliun, atau tumbuh 10,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (22,3%, yoy) sejalan dengan kembali normalnya kebutuhan kartal masyarakat pasca Idul Fitri 1443 H.

Uang Kuasi
Uang kuasi, dengan pangsa 42,7% dari M2, tercatat Rp3.356,2 triliun pada Mei 2022, atau tumbuh 4,6% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya (5,0%, yoy). Perlambatan uang kuasi terutama disebabkan oleh komponen simpanan berjangka dan tabungan lainnya, masing-masing menjadi sebesar -0,03% (yoy) dan 18,3% (yoy).

Surat Berharga selain Saham.
Komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3% terhadap M2 tumbuh 45,5% (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya sehubungan dengan perlambatan kewajiban akseptasi bank terhadap sektor swasta domestik, sertifikat deposito dan obligasi dengan jatuh Padatempo di bawah 1 tahun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan uang beredar.

Pertumbuhan M2 pada Mei 2022 terutama dipengaruhi oleh perkembangan ekspansi keuangan pemerintah serta penyaluran kredit yang tidak setinggi bulan sebelumnya. Ekspansi keuangan Pemerintah tercatat melambat, tercermin dari tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang tumbuh 3,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2022 sebesar 22,3% (yoy). Hal ini disebabkan oleh naiknya kewajiban kepada Pempus sebesar 9,8% (yoy), terutama berupa simpanan Pempus pada sistem moneter

Sementara itu, penyaluran kredit[2] pada Mei 2022 tumbuh 8,7% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,9% (yoy) sejalan dengan perlambatan penyaluran kredit modal kerja maupun konsumsi. Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih terkontraksi 2,9% (yoy), membaik dibandingkan dengan kontraksi 4,4% (yoy) pada bulan sebelumnya sesuai dengan perkembangan cadangan devisa.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting