(Vibiznews – Banking & Insurance) – Presidensi G20 merupakan momentum untuk pulih bersama yang upayanya perlu disokong oleh tulang punggung perekonomian, yaitu sistem pembayaran. Pandemi telah menghadirkan momentum untuk mengadopsi dan mempercepat digitalisasi dan memanfaatkannya dalam transaksi dan aktivitas ekonomi kita.
Digitalisasi sistem pembayaran Indonesia yang didukung inisiatif Blue Print Sistem Pembayaran (BSPI 2025) menjadi game changer untuk upaya pulih bersama. Serta membangun ekonomi berkelanjutan, sehingga manfaatnya dirasakan bagi setiap lapisan masyarakat.
Lebih lanjut, sinergi yang disertai dengan inisiatif Fintech maupun pelaku keuangan digital lokal diperlukan untuk mendorong ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Ada tiga inisiatif pembayaran digital BI
Tiga inisiatif pembayaran digital BI bersama industri nasional sebagai tindak lanjut BSPI 2025 antara lain QRIS, BI-FAST dan SNAP. Ketiganya telah menjadi langkah penting bagi perluasan akses pembayaran untuk seluruh masyarakat.
Tiga Komitmen BI
Melangkah ke depan, BI menghadirkan tiga komitmen untuk mengakselerasi ekonomi digital dan ekosistem keuangan terintegrasi.
Pertama, reformasi regulasi untuk mempercepat konsolidasi atas industri pembayaran yang sehat, kompetitif dan inovatif.
Kedua, mengembangkan infrastruktur pembayaran yang sarat akan interopabilitas, interkoneksi, dan intergrasi.
Ketiga, mengembangkan praktik pasar yang aman, efisien, dan seimbang.
Demikian disampaikan Deputi Gubernur BI, Aida S. Budiman dalam seminar “Synergy for Inclusive and Sustainable Economic Growth”. Seminar ini merupakan rangkaian FEKDI hari ketiga. Merupakan side event rangkaian G20 Finance Track: Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG). Diselenggarakan di Nusa Dua, Bali (13/7).
Lebih lanjut Deputi Gubernur Aida menekankan dua hal pokok mengenai digitalisasi yang inklusif dan berkelanjutan.
Pertama, digitalisasi telah memungkinkan kita untuk memiliki kegiatan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Manfaatnya bersifat luas bagi semua orang, bagi masyarakat umum dan mampu mengurangi ketimpangan.
Kedua, sinergi dan kolaborasi antara otoritas dan industri menjadi kunci dalam memetik manfaat dari ekosistem ekonomi dan keuangan digital.
Dalam kesempatan ini, dibahas akselerasi inovasi digital melalui integrasi pembayaran yang menghadirkan perwakilan asosiasi dan para pelaku ekonomi digital. Diantaranya, Ketua Komite Open Banking, Timothy Utama, Ketua Perhimpunan Bank-bank Internasional Indonesia (PERBINA), Batara Sianturi. Hadir juga CEO Dana, Vincent Iswara, dan Co Founder Tokopedia, Leontinus Alpha.
Selain itu dibahas pula inisiatif pembayaran digital yang mendukung ekonomi berkelanjutan. Dihadiri oleh, Kepala Sistem Pembayaran Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Dina Artarini, Sekretaris Jenderal Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Handayani, Juga hadir Wakil Ketua KADIN Bidang Pengembangan Keuangan Digital, Budi Gandasoebrata, Perwakilan Financial Institutions Group Asia, Miguel Angel Soriano.
Tak ketinggalan Perwakilan dari ISEI, Hendri Saparini. Kedua sesi dimoderatori oleh Kania Sutisnawinata dan Deddy Corbuzier.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting