(Vibiznews – Commodity) – Harga jagung pada akhir minggu naik karena kondisi tanaman buruk. Kekeringan masih berlangsung di Eropa dan Cina.
Panen akan berlangsung di Amerika Serikat hujan diharapkan turun supaya hasil panen baik.
Harga minyak mentah yang turun membuat harga etanol juga turun, sehingga jagung yang dipakai untuk etanol berkurang.
Harga jagung Desember di CBOT naik 7.5 sen (1.22%) menjadi $6.2325 per bushel. Harga mingguan turun 19 sen dari minggu lalu.
Laporan Penjualan Ekspor Mingguan sebesar 99,321 MT dari persediaan lama terjual sampai 11 Agustus. Masih dalam perkiraan walaupun ada pembatalan jumlah kecil ke Cina dan Amerika Latin. Total ekspor dari persediaan lama 60.95 MMT (2.4 bbu) sampai 11 Agustus.
Dari persediaan baru sebesar 750,040 MT dijual sudah termasuk 253k MT yang dijual sebelumnya. Total ekspor untuk pengiriman 2022/23 sebesar 8.8 MMT
Chinese Customs data melaporkan import jagung Juli sebesar 1.54 MMT turun 46% dari Juli 2021. Akumulasi pengiriman 7 bulan pada tahun marketing ini mencapai 15.13 MMT turun dibanding 17.66 MMT pada tahun lalu.
The Buenos Aires Grain Exchange memperkirakan area tanam jagung 2022/23 totalnya 7.5 juta ha (18.5 juta are) turun dari 7.7 juta ha (19 juta are) pada tahun lalu.
The IGC menurunkan perkiraan produksi jagung 10 MMT menjadi 1,179 MMT sehingga turun 30 MMT dari tahun lalu.
FranceAgriMer menurunkan kondisi tanaman menjadi 50% good/verygood pada 15 Agustus.
Analisa tehnikal untuk jagung dengan support pertama di $6.11 kemudian ke $5.96. Resistant pertama di $6.38 dan berikut ke $6.50.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting