(Vibiznews – Commodity) – Harga tembaga turun pada hari Selasa melanjutkan penurunan harga terendah 2 minggu pada hari Senin. Setelah The Feds diperkirakan akan menaikkan suku bunga 75 basis point untuk ke tiga kali berurutan.
Pada hari Senin bursa di London tutup karena libur di Inggris.
Harga tembaga di London Metal Exchange turun 3.5% menjadi $7,875 per ton setelah sebelumnya sempat turun ke terendah $7,846 terendah sejak 8 Agustus
The Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga 75 Basis point lagi untuk ke tiga kalinya berurutan pada bulan September. Kebijakan keuangan yang ketat akan diterapkan terus sampai inflasi dapat ditangani.
Powel mengingatkan peningkatan suku bunga akan kembali membuat dolar menguat ke kurs tertinggi 20 tahun.
Data dari Kepercayaan konsumen menguat dan data lowongan pekerjaan membuat menguatnya indeks dolar AS.
Cina kembali melakukan lockdown di Shenzhen sehingga pabrik alat elektronik terbesar di Huaqiangbei ditutup dan juga subway ditutup. Akibatnya terjadi penurunan permintaan dari logam industri.
Berita dari Cina akan mengeluarkan stimulus sejumlah milyardan yuan untuk berbagai sektor termasuk infrastruktur dan industri kendaraan listrik. Dengan dibantunya sektor infrastruktur dan industri kendaraan listrik membuat permintaan akan logam industri akan meningkat.
Pasar nikel global surplus 111,000 ton pada tahun ini dan kelebihan 122,000 ton di 2023 karena kapasitas produksi baru di Indonesia. Di 2021 defisit 157,000 ton.
Harga logam industri lain :
- Harga aluminium turun 4.1% menjadi $2,391 per ton
- Harga zinc naik 1.8% menjadi $3,500
- Harga nikel turun 0.5% menjadi $21,520
- Harga lead naik 0.2% menjadi $1,989
- Harga timah turun 1.8% menjadi $24,305.
Analisa tehnikal untuk tembaga dengan support pertama di $ 7,798 berikut ke $7, 628. Resistant pertama di $8,330 dan berikut $8,500.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
