(Vibiznews – Commodity) – Harga jagung naik pada akhir minggu mengikuti kenaikan dari minyak mentah dan melemahnya indeks dolar AS. Sementara menantikan Laporan WASDE hari Senin dengan perkiraan turunnya persediaan akhir.
Indeks dolar AS pada akhir pekan hari Jumat turun sebesar 0,67%, jatuh ke level terendah 1-1/2 minggu.
Harga minyak naik lebih dari 3% pada akhir pekan hari Jumat. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik $3,11, atau 3,7%, menjadi $86,65 per barel.
Harga jagung Desember di CBOT naik 16.5 sen (2.47%) menjadi $6.85 per bushel.
Pasar menantikan Laporan Bulanan Perkiraan Persediaan dan Permintaan WASDE bulan September pada hari Senin 12 September :
- Perkiraan bahwa persediaan akhir jagung akan turun karena karena hasil panen berkurang dan area tanam dipersempit. Rata-rata perkiraan hasil jagung 172.4 bpa turun 3 bpa . Perkiraan area tanam antara turun 800k sampai naik 300k are.
- Perkiraan produksi sebesar 14.089 bbu turun dari perkiraan Agustus di 14.359 bbu.
- Permintaan etanol meningkat sehingga persediaan turun 23.1 juta barels.
Census data melaporkan ekspor jagung Juli sebesar 4.583 MMT . Turun dari 5.476 MMT dari tahun lalu pada bulan yang sama.
Panen jagung Perancis sudah selesai 5% sampai 5 September.
Korea Selatan memesan 135k MT dari negara manapun hari Selasa Taiwan membuat tender untuk membeli 65k MT.
Agrural Brazil melaporkan untuk musim 2022/23 tanaman jagung yang sudah ditanam 9% sampai 1 Januari. Panen kedua sudah selesai 98%.
CONAB Brazil mengurangi hasil panen jagung 2021/22 sebesar 1.2 MMT menjadi 113.3 MMT dalam laporan September.
Analisa tehnikal untuk jagung dengan support pertama di $6.69 dan berikut ke $6.47. Resistant pertama di $6.88 berikut ke $7.08
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting