(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- RDG Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI7DRR sebesar 50 bps menjadi 4,25%.
- Pasar keuangan domestik dalam tekanan sentimen global atas agresifnya pengetatan kebijakan moneter the Fed yang masih akan berlanjut, dan dikhawatirkan pasar berisiko memicu munculnya resesi global.
- Terdapat capital outflow dari pasar keuangan sepekan lalu sekitar Rp3,5 triliun, namun di bursa saham masih net inflow walau terbatas.
- Pasar akan mencermati rilis tingkat inflasi Indonesia pada Jumat depan.
Minggu berikutnya, isyu antara prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 26-30 September 2022.
===
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau bangkit menguat dalam pergerakan yang agak sideways, sempat ditopang oleh kebijakan suku bunga BI yang agresif dengan menaikkan BI7DRR sebesar 50 bps. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya melemah. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,14%, atau 9,713 poin, ke level 7.178,583. Untuk minggu berikutnya (26-30 September 2022), IHSG kemungkinan akan ada tekanan di awal pekan dan kemudian dalam konsolidasi pendek, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.318 dan 7.377. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.073, dan bila tembus ke level 6.902.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu melemah penuh di minggu keduanya di tengah perkasanya dollar global karena agresifnya the Fed, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,57% ke level Rp 15.037. Rupiah terpantau berada dekat sekitar 28 bulan terendahnya. Sementara, dollar global bertengger pada 20 tahun lebih terkuatnya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan terkoreksi di awal pekan lalu tren naik lagi, atau kemungkinan rupiah sempat rebound dari oversold-nya di awal minggu namun kemudian masih cenderung tertekan, dalam range antara resistance di level Rp15.043 dan Rp15.150, sementara support di level Rp14.815 dan Rp14.751.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir turun terbatas secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik tipis yield obligasi dan berakhir ke 7,274% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah kembalinya aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury melaju naik di minggu kedelapannya.
===
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 3,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 5,00%.
Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3,0±1% pada paruh kedua 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.
Perekonomian global berisiko tumbuh lebih rendah disertai dengan tingginya tekanan inflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global. Penurunan pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan lebih besar pada tahun 2023 terutama di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Tiongkok, bahkan disertai dengan risiko resesi di sejumlah negara maju.
Perbaikan ekonomi nasional terus berlanjut dengan semakin membaiknya permintaan domestik dan tetap positifnya kinerja ekspor. Konsumsi swasta tumbuh tinggi didukung dengan kenaikan pendapatan, tersedianya pembiayaan kredit, dan semakin kuatnya keyakinan konsumen, seiring dengan semakin meningkatnya mobilitas.
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap bias ke atas dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3%.
Berdasarkan data transaksi 19 – 22 September 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp3,53 triliun terdiri dari jual neto Rp3,80 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,27 triliun di pasar saham.
===
Ke mana pasar segera akan bergerak? Haruskah ambil tindakan sekarang atau “wait and see”? Dunia investasi, harus diakui, diwarnai elemen ketidakpastian. Sewaktu-waktu bisa berubah, lebih cepat dari perubahan di panggung politik sekalipun. Kalau penuh kepastian, ini memang lahan gampang jadi kaya. Kenyataannya pasar bergerak begitu dinamisnya, sepertinya tanpa kepastian. Itu bagaikan batu jebakan bagi banyak investor, tetapi sebaliknya sebagian investor melihat itu sebagai batu loncatan mendulang untung. “Informasi” menjadi kata kunci di sini untuk melakukan tindakan investasi yang tepat atau pas, sekaligus minimum risiko. Di sinilah Vibiznews.com dapat membantu para pembacanya karena menyediakan berbagai berita, analisis dan rekomendasi pasar terkini. Tetaplah bersama kami, Anda akan terbantu dalam pengambilan keputusan investasi. Terima kasih telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting



