BI dan BIS Umumkan Pemenang Kompetisi TechSprint 2022

395
BI dan BI Umumkan Pemenang Kompetisi TechSprint
Sumber: Bank Indonesia

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Bank Indonesia (BI) dan Bank for International Settlements (BIS) Innovation Hub, mengadakan perhelatan G20 TechSprint 2022 Awards Ceremony & 3rd CBDC Seminar (12/10) secara daring di Jakarta. Saat itu diumumkan pemenang G20 TechSprint 2022 bertema mata uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC).

Kompetisi internasional yang dimulai sejak April 2022 ini merupakan kesatuan dari rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia. Hasil dari kompetisi TechSprint ini diharapkan menjadi katalisator pengembangan teknologi berkesinambungan untuk menyambut pengembangan wholesale dan retail CBDC di masa depan. Pengumuman tersebut merupakan tindak lanjut pemberitaan mengenai 21 finalis dari 99 peserta yang dimuat dalam siaran pers No. 24/178/DKom tanggal 12 Juli 2022.

Panel juri independen yang terdiri dari 11 pakar telah menilai hasil prototipe solusi para finalis dan menyepakati tiga tim pemenang. Pemenang setiap kategori problem statement diumumkan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, langsung dari Washington DC. Dalam rangkaian IMF Annual Meetings 2022 dan 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) 2022, sebagai berikut:

• Tim Dragonfly Fintech dari Singapura memenangkan kategori “Implementing effective and robust issuance, distribution and transference” dengan solusi “End-to-end CBDC Solution“.

• Tim Bitt-IDEMIA dari Amerika Serikat memenangkan kategori “Enabling financial inclusion” dengan solusi “Secure Offline CBDC Payment Solution”.

• Tim Partior dari Singapura memenangkan kategori “Enabling connectivity and interoperability” dengan solusi “Project Naucratis: Enabling Connectivity & Interoperability for mCBDC”.

Gubernur Perry dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa terdapat tiga isu utama dalam pengembangan CBDC.

Pertama, bank sentral harus dapat menetapkan desain CBDC yang optimal untuk dapat memenuhi tujuan kebijakan dan memitigasi risiko dan implementasinya. CBDC juga harus dapat berperan sebagai sovereign public goods yang mampu memenuhi kebutuhan publik. Dan sesuai dengan mandat dan tujuan bank sentral.

Kedua, CBDC yang dirancang dengan baik, khususnya CBDC ritel dapat lebih mendukung dalam mengatasi hambatan inklusi keuangan. Termasuk dengan menyediakan kemampuan offline, transaksi berbiaya rendah, dan portabilitas data. Namun demikian, inklusi keuangan harus segera dicapai dan tidak harus menunggu atau hanya mengandalkan CBDC.

Ketiga, CBDC harus memiliki interkoneksi, interoperabilitas dan integrasi (3i) dengan infrastruktur pasar keuangan dan sistem pembayaran. Serta memiliki potensi untuk memperkuat pembayaran lintas negara dengan mengurangi friksi melalui pengaturan teknis di sisi kompatibilitas, antarmuka, dan platform teknologi.

Gubernur Perry juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang telah memberikan usaha terbaik dan ide-ide inovatif. Yang dapat mendukung dan memberikan manfaat dalam pengembangan CBDC ke depan.

Pada kesempatan yang sama, General Manager BIS, Agustin Carstens, mengemukakan tiga kompenen penting untuk masa depan sistem moneter.

Tiga komponen penting masa depan sistem moneter

Pertama, wholesale CBDC yang mengakomodasi transaksi bank sentral dengan institusi keuangan.

Kedua, CDBC ritel dan fast payment system bagi masyarakat.

Ketiga, susunan multi CBDC untuk transaksi lintas negara.

Kerja intensif terus kita lakukan bersama bank sentral maupun swasta untuk menyediakan solusi inovatif dalam mengatasi tantangan CBDC. Solusi yang diusulkan pemenang Techsprint memberi kontribusi bagi rancangan CBDC.

Lebih lanjut, General Manager BIS berterima kasih kepada Indonesia selaku Presidensi G20 2022. BI yang telah sepenuhnya mendukung, seluruh juri, serta para pemenang yang telah berdedikasi.

Selanjutnya, guna memperkuat persiapan dalam menyongsong implementasi CBDC, acara penghargaan TechSprint ini turut menghadirkan seminar bertema CBDC yang mengulas dua pokok pembahasan.

Pertama, pilihan teknologi dan desain untuk mengoptimalkan manfaat dan meminimalisir risiko CBDC. Dan kedua, dorongan inovasi keuangan melalui teknologi CBDC serta fitur pemrogaman. Sebagai pemandu diskusi, Raphael Auer selaku Head of Eurosystem Centre of the BIS Innovation Hub. Dan Erik Koenen dari Google diundang sebagai moderator masing-masing pada sesi pertama dan kedua.

Diskusi menyajikan pemaparan dari pemenang TechSprint 2022, serta menghadirkan para pakar dan praktisi antara lain Policy Analyst OECD, Iota Nassr. Advisor BIS, Sonja Davidovic; Head of BIS Innovation Hub Hong Kong Centre, Benedicte Nolens. Financial Research Advisor Federal Reserve Bank of New York, Antoine Martin. Dan Director-General Digital Currency Institute the People’s Bank of China, Mu Changchun.

Diskusi tersebut turut mengulas aspek desain CBDC yang tepat untuk mendorong pengembangan dan penguatan sistem pembayaran domestik dan pembayaran lintas negara.

Seperti yang telah diketahui, penelitian CBDC telah dilakukan berbagai bank sentral guna menakar teknologi, desain teknis. Juga dampaknya terhadap stabilitas makroekonomi dan keuangan. Agar bermanfaat bagi kepentingan publik secara luas, CBDC sendiri perlu dikembangkan. Dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan setiap kebijakan, pilihan teknologi, serta dampaknya terhadap perekonomian.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting