(Vibiznews – Commodity) Harga emas turun lebih dari 1% pada hari Kamis ke level terendah dua minggu setelah data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan September memperkuat ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan tetap pada kebijakan kenaikan suku bunga yang agresif.
Emas Spot turun 1,5% menjadi $1.647,80 per ons.
Emas berjangka AS kehilangan 1,4% menjadi $1,6544,50.
Indeks harga konsumen (CPI) AS naik 0,4% bulan lalu setelah naik 0,1% pada Agustus, kata Departemen Tenaga Kerja. Dalam 12 bulan hingga September, CPI meningkat 8,2% setelah naik 8,3% pada Agustus.
Lihat : Inflasi AS September Meningkat; Perkuat Kenaikan Suku Bunga AS 75 Bps di November
Kenaikan inflasi membuat Fed akan perlu lebih agresif dalam memerangi tekanan inflasi ini dengan menaikkan suku bunga lebih cepat” dan karenanya, emas berada di bawah tekanan.
Imbal hasil Treasury AS 10-tahun juga naik. Suku bunga yang lebih tinggi dan imbal hasil obligasi menurunkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Risalah pertemuan The Fed 20-21 September menunjukkan pada hari Rabu bahwa pembuat kebijakan sepakat bahwa mereka perlu pindah ke sikap kebijakan yang lebih ketat dan mempertahankannya untuk beberapa waktu guna menurunkan inflasi.
Laporan CPI hari ini menunjukkan The Fed benar mengenai keyakinannya bahwa inflasi masih belum terkendali.
Perak Spot turun 2,7% menjadi $18,54 per ons, platinum turun 2,3% menjadi $859,83, dan paladium turun 3,7% menjadi $2.056,42.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga emas akan tertekan proyeksi kenaikan suku bunga agresif The Fed berikutnya dan penguatan dolar AS.



