Bursa Saham Global : Review 2022 dan Outlook 2023

733

REVIEW 2022

PELEMAHAN BURSA SAHAM GLOBAL

Bursa saham global secara keseluruhan mengalami penurunan hingga kuartal ketiga tahun 2022

 

BURSA WALL STREET

Bursa saham Wall Street sebagai acuan bursa saham global pada tahun 2022 mengalami penurunan, terlihat dari hasil pencapaian hingga 17 Oktober 2022 dan menuju akhir 2022 terlihat tren bearish

Indeks Dow Jones

Indeks Dow Jones hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -15,15%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.

 

Indeks S&P 500

Indeks S&P 500 hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -19,26%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.

 

Indeks Nasdaq

Indeks Nasdaq hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -29,25%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.

 

 

BURSA ASIA

Bursa saham regional Kawasan Asia pada tahun 2022 mengalami tren bearish

 

Indeks Nikkei Jepang

Indeks Nikkei hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -7,85%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.

 

Indeks Kospi Korea Selatan

Indeks Kospi hingga 18 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -25,72%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.

 

 

Indeks Hang Seng Hong Kong

Indeks Hang Seng hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -34,62%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.

 

BURSA EROPA

Bursa saham Kawasan Eropa pada tahun 2022 mengalami tren bearish

Indeks FTSE 100 Inggris

Indeks FTSE 100 hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -4,37%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.

 

Indeks DAX Jerman

Indeks DAX hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -19,33%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.

 

Indeks CAC 40 Perancis

Indeks CAC 40 hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -10,76%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.

 

FAKTOR-FAKTOR BEARISH BURSA SAHAM GLOBAL 2022

PERANG RUSIA-UKRAINA

Kekhawatiran Resesi yang sekarang terlihat hampir pasti di Eropa karena harga gas, yang penting untuk rumah tangga dan industri, lebih dari tiga kali lipat sejak Juni saja di tengah kekhawatiran Rusia akan memotong pasokannya, yang mungkin mengarah pada penjatahan energi di beberapa negara.

Ketergantungan Jerman dan Italia pada Rusia membuat pasar saham negara-negara tersebut termasuk yang berkinerja terburuk di dunia. Mereka yang dekat dengan pertempuran, termasuk Polandia dan Hongaria, juga melihat ekuitas dan mata uang terpukul. Obligasi negara-negara dengan tagihan impor gas atau gandum yang tinggi, juga terpukul.

 

PENINGKATAN INFLASI

Lonjakan harga energi dan pangan, dikombinasikan dengan ketegangan rantai pasokan pascapandemi, telah mendorong tingkat inflasi di seluruh dunia ke tingkat yang terakhir terlihat pada 1970-an.

IMF menyatakan inflasi global diperkirakan akan meningkat dari 4,7 persen pada tahun 2021 menjadi 8,8 persen pada tahun 2022.

 

KEBIJAKAN KENAIKAN SUKU BUNGA AGRESIF BANK SENTRAL

Federal Reserve AS telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 300 basis poin (bps) hingga bulan Oktober 2022, dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi bulan November 2022.

  1. The Fed mulai menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke kisaran 0,25-0,5% pada Maret 2022 sebagai langka meredam inflasi pangan dan energi di negerinya.
  2. Pada Mei 2022 The Fed menaikkan lagi suku bunganya sebesar 50 bps ke kisaran 0,75-1%, seiring meningkatnya tekanan inflasi di AS.
  3. Kemudian pada Juni 2022 The Fed lanjut menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps ke kisaran 1,5-1,75%. Kenaikan ini merupakan yang paling agresif sejak 1994.
  4. Pada bulan Juli 2022 The Fed naikkan lagi suku bunga 75 bps ke kisaran 2,25%-2,50%.
  5. Pada bulan September 2022 The Fed naikkan lagi suku bunga 75 bps ke kisaran 3,00%-3,25%.

Kenaikan suku bunga agresif The Fed AS ini yang menekan bursa saham AS dan global

 

PELEMAHAN EKONOMI GLOBAL

IMF menyatakan kegiatan ekonomi global mengalami perlambatan yang luas dan lebih tajam dari perkiraan, dengan inflasi yang lebih tinggi dari yang terlihat dalam beberapa dekade. Krisis biaya hidup, pengetatan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah, invasi Rusia ke Ukraina, dan pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, semuanya sangat membebani prospek. Pertumbuhan global diperkirakan melambat dari 6,0 persen pada 2021 menjadi 3,2 persen pada 2022. Ini merupakan profil pertumbuhan terlemah sejak 2001.

 

OUTLOOK 2023

Pada tahun 2023 diperkirakan bursa saham global masih akan menghadapi sentimen bearish khususnya pada kuartal pertama tahun 2023, dengan adanya sentimen bearish berlajutnya kenaikan suku bunga AS dan kebijakan pengetatan moneter bank sentral global. Demikian juga perlambatan ekonomi diperkirakan masih akan terjadi pada tahun 2023 dengan masih berlangsungnya perang Rusia-Ukraina dan kebijakan pengetatan moneter.

Diperkirakan memasuki kuartal pertama hingga semester pertama tahun 2023 kebijakan agresif kenaikan suku bunga The Fed AS dan bak sentral global mereda, demikian juga inflasi diperkirakan dapat menurun.

SENTIMEN BEARISH

KENAIKAN SUKU BUNGA AS YANG AGRESIF HINGGA Q1 2023

Seiring dengan kenaikan suku bunga besar-besaran, pejabat Fed mengisyaratkan niat untuk terus menaikkan hingga tingkat dana mencapai “tingkat terminal”, atau titik akhir 4,6% pada tahun 2023.

Dengan demikian tahun 2023 diperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga ini yang akan menjadi sentiment bearish bagi bursa saham global. Namun diperkirakan kenaikan suku bunga berlanjut hingga awal tahun hingga semester pertama tahun 2023, yang kemudian akan stabil dan tidak berubah pada semester kedua.

 

PERLAMBATAN EKONOMI

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan global akan melambat menjadi 2,7% tahun depan, 0,2 poin persentase lebih rendah dari perkiraan Juli, dan mengantisipasi 2023 akan terasa seperti resesi bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Menurut IMF bagi banyak orang 2023 akan terasa seperti resesi, menggemakan peringatan dari PBB, Bank Dunia, dan banyak CEO global.

IMF mengatakan lebih dari sepertiga ekonomi global akan mengalami pertumbuhan negatif dua kuartal berturut-turut, sementara tiga ekonomi terbesar – Amerika Serikat, Uni Eropa dan China – akan terus melambat.

 

SENTIMEN BULLISH

MEREDANYA KEBIJAKAN SUKU BUNGA AGRESIF

Kenaikan suku bunga AS dan bank sentral global lainnya diperkirakan akan mereda setelah semeseter pertama 2023.

PROYEKSI SUKU BUNGA AS

PROYEKSI SUKU BUNGA UNI EROPA

PROYEKSI SUKU BUNGA INGGRIS

PENURUNAN INFLASI

IMF menyatakan Inflasi global diperkirakan akan meningkat dari 4,7 persen pada tahun 2021 menjadi 8,8 persen pada tahun 2022 tetapi menurun menjadi 6,5 persen pada tahun 2023 dan menjadi 4,1 persen pada tahun 2024.

Kebijakan moneter harus tetap berada pada jalur untuk memulihkan stabilitas harga, dan kebijakan fiskal harus bertujuan untuk mengurangi tekanan biaya hidup dengan tetap menjaga sikap yang cukup ketat sejalan dengan kebijakan moneter.

PROSPEK BEARISH INFLASI AS 2023

PROSPEK BEARISH INFLASI 2023 UNI EROPA

PROSPEK BEARISH INFLASI 2023 INGRIS

 

PROSPEK BEARISH BURSA SAHAM GLOBAL 2023

Secara keseluruhan diperkirakan bursa saham global masih akan menghadapi sentimen bearish pada 2023 dengan adanya perlambatan ekonomi dan kebijakan suku bunga agresif bank sentral global.

BURSA WALL STREET

BURSA EROPA

INDEKS FTSE

 

INDEKS DAX

 

INDEKS CAC

 

 

BURSA ASIA

INDEKS NIKKEI

 

INDEKS KOSPI

 

INDEKS HANG SENG