REVIEW 2022
PELEMAHAN BURSA SAHAM GLOBAL
Bursa saham global secara keseluruhan mengalami penurunan hingga kuartal ketiga tahun 2022
BURSA WALL STREET
Bursa saham Wall Street sebagai acuan bursa saham global pada tahun 2022 mengalami penurunan, terlihat dari hasil pencapaian hingga 17 Oktober 2022 dan menuju akhir 2022 terlihat tren bearish
Indeks Dow Jones
Indeks Dow Jones hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -15,15%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.
Indeks S&P 500
Indeks S&P 500 hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -19,26%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.
Indeks Nasdaq
Indeks Nasdaq hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -29,25%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.
BURSA ASIA
Bursa saham regional Kawasan Asia pada tahun 2022 mengalami tren bearish
Indeks Nikkei Jepang
Indeks Nikkei hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -7,85%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.
Indeks Kospi Korea Selatan
Indeks Kospi hingga 18 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -25,72%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.
Indeks Hang Seng Hong Kong
Indeks Hang Seng hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -34,62%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.
BURSA EROPA
Bursa saham Kawasan Eropa pada tahun 2022 mengalami tren bearish
Indeks FTSE 100 Inggris
Indeks FTSE 100 hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -4,37%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.
Indeks DAX Jerman
Indeks DAX hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -19,33%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.
Indeks CAC 40 Perancis
Indeks CAC 40 hingga 17 Oktober 2022 ini mengalami pelemahan -10,76%, dan menuju akhir tahun 2022 diperkirakan mengalami tren bearish.
FAKTOR-FAKTOR BEARISH BURSA SAHAM GLOBAL 2022
PERANG RUSIA-UKRAINA
Kekhawatiran Resesi yang sekarang terlihat hampir pasti di Eropa karena harga gas, yang penting untuk rumah tangga dan industri, lebih dari tiga kali lipat sejak Juni saja di tengah kekhawatiran Rusia akan memotong pasokannya, yang mungkin mengarah pada penjatahan energi di beberapa negara.
Ketergantungan Jerman dan Italia pada Rusia membuat pasar saham negara-negara tersebut termasuk yang berkinerja terburuk di dunia. Mereka yang dekat dengan pertempuran, termasuk Polandia dan Hongaria, juga melihat ekuitas dan mata uang terpukul. Obligasi negara-negara dengan tagihan impor gas atau gandum yang tinggi, juga terpukul.
PENINGKATAN INFLASI
Lonjakan harga energi dan pangan, dikombinasikan dengan ketegangan rantai pasokan pascapandemi, telah mendorong tingkat inflasi di seluruh dunia ke tingkat yang terakhir terlihat pada 1970-an.
IMF menyatakan inflasi global diperkirakan akan meningkat dari 4,7 persen pada tahun 2021 menjadi 8,8 persen pada tahun 2022.
KEBIJAKAN KENAIKAN SUKU BUNGA AGRESIF BANK SENTRAL
Federal Reserve AS telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 300 basis poin (bps) hingga bulan Oktober 2022, dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi bulan November 2022.
- The Fed mulai menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke kisaran 0,25-0,5% pada Maret 2022 sebagai langka meredam inflasi pangan dan energi di negerinya.
- Pada Mei 2022 The Fed menaikkan lagi suku bunganya sebesar 50 bps ke kisaran 0,75-1%, seiring meningkatnya tekanan inflasi di AS.
- Kemudian pada Juni 2022 The Fed lanjut menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps ke kisaran 1,5-1,75%. Kenaikan ini merupakan yang paling agresif sejak 1994.
- Pada bulan Juli 2022 The Fed naikkan lagi suku bunga 75 bps ke kisaran 2,25%-2,50%.
- Pada bulan September 2022 The Fed naikkan lagi suku bunga 75 bps ke kisaran 3,00%-3,25%.
Kenaikan suku bunga agresif The Fed AS ini yang menekan bursa saham AS dan global
PELEMAHAN EKONOMI GLOBAL
IMF menyatakan kegiatan ekonomi global mengalami perlambatan yang luas dan lebih tajam dari perkiraan, dengan inflasi yang lebih tinggi dari yang terlihat dalam beberapa dekade. Krisis biaya hidup, pengetatan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah, invasi Rusia ke Ukraina, dan pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, semuanya sangat membebani prospek. Pertumbuhan global diperkirakan melambat dari 6,0 persen pada 2021 menjadi 3,2 persen pada 2022. Ini merupakan profil pertumbuhan terlemah sejak 2001.
OUTLOOK 2023
Pada tahun 2023 diperkirakan bursa saham global masih akan menghadapi sentimen bearish khususnya pada kuartal pertama tahun 2023, dengan adanya sentimen bearish berlajutnya kenaikan suku bunga AS dan kebijakan pengetatan moneter bank sentral global. Demikian juga perlambatan ekonomi diperkirakan masih akan terjadi pada tahun 2023 dengan masih berlangsungnya perang Rusia-Ukraina dan kebijakan pengetatan moneter.
Diperkirakan memasuki kuartal pertama hingga semester pertama tahun 2023 kebijakan agresif kenaikan suku bunga The Fed AS dan bak sentral global mereda, demikian juga inflasi diperkirakan dapat menurun.
SENTIMEN BEARISH
KENAIKAN SUKU BUNGA AS YANG AGRESIF HINGGA Q1 2023
Seiring dengan kenaikan suku bunga besar-besaran, pejabat Fed mengisyaratkan niat untuk terus menaikkan hingga tingkat dana mencapai “tingkat terminal”, atau titik akhir 4,6% pada tahun 2023.
Dengan demikian tahun 2023 diperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga ini yang akan menjadi sentiment bearish bagi bursa saham global. Namun diperkirakan kenaikan suku bunga berlanjut hingga awal tahun hingga semester pertama tahun 2023, yang kemudian akan stabil dan tidak berubah pada semester kedua.
PERLAMBATAN EKONOMI
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan global akan melambat menjadi 2,7% tahun depan, 0,2 poin persentase lebih rendah dari perkiraan Juli, dan mengantisipasi 2023 akan terasa seperti resesi bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Menurut IMF bagi banyak orang 2023 akan terasa seperti resesi, menggemakan peringatan dari PBB, Bank Dunia, dan banyak CEO global.
IMF mengatakan lebih dari sepertiga ekonomi global akan mengalami pertumbuhan negatif dua kuartal berturut-turut, sementara tiga ekonomi terbesar – Amerika Serikat, Uni Eropa dan China – akan terus melambat.
SENTIMEN BULLISH
MEREDANYA KEBIJAKAN SUKU BUNGA AGRESIF
Kenaikan suku bunga AS dan bank sentral global lainnya diperkirakan akan mereda setelah semeseter pertama 2023.
PROYEKSI SUKU BUNGA AS
PROYEKSI SUKU BUNGA UNI EROPA
PROYEKSI SUKU BUNGA INGGRIS
PENURUNAN INFLASI
IMF menyatakan Inflasi global diperkirakan akan meningkat dari 4,7 persen pada tahun 2021 menjadi 8,8 persen pada tahun 2022 tetapi menurun menjadi 6,5 persen pada tahun 2023 dan menjadi 4,1 persen pada tahun 2024.
Kebijakan moneter harus tetap berada pada jalur untuk memulihkan stabilitas harga, dan kebijakan fiskal harus bertujuan untuk mengurangi tekanan biaya hidup dengan tetap menjaga sikap yang cukup ketat sejalan dengan kebijakan moneter.
PROSPEK BEARISH INFLASI AS 2023
PROSPEK BEARISH INFLASI 2023 UNI EROPA
PROSPEK BEARISH INFLASI 2023 INGRIS
PROSPEK BEARISH BURSA SAHAM GLOBAL 2023
Secara keseluruhan diperkirakan bursa saham global masih akan menghadapi sentimen bearish pada 2023 dengan adanya perlambatan ekonomi dan kebijakan suku bunga agresif bank sentral global.
BURSA WALL STREET
BURSA EROPA
INDEKS FTSE
INDEKS DAX
INDEKS CAC
BURSA ASIA
INDEKS NIKKEI
INDEKS KOSPI
INDEKS HANG SENG