(Vibiznews – Property) – Bank Indonesia merilis Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Triwulan III 2022. Hasil survei mengindikasikan bahwa peningkatan harga properti residensial di pasar primer secara tahunan masih berlanjut hingga triwulan III 2022.
Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan III 2022 tercatat sebesar 1,94% (yoy). Lebih tinggi dibandingkan 1,66% (yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik 1).
Namun demikian, pada triwulan IV 2022, harga properti residensial primer diprakirakan mulai meningkat secara terbatas sebesar 1,65% (yoy). Lebih rendah dibandingkan 1,94% (yoy) pada triwulan berjalan. (Grafik1).
Melambatnya tren kenaikan harga properti residensial diprakirakan terjadi pada seluruh tipe rumah.
Penjualan Properti Residensial Triwulan III 2022
Dari sisi penjualan, pertumbuhan penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan III 2022 tetap kuat. Hal ini terindikasi dari penjualan properti residensial yang tumbuh sebesar 13,58% (yoy) pada triwulan III 2022. Meski lebih rendah dari 15,23% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Responden menyampaikan bahwa sejumlah hambatan dalam penjualan properti residensial primer dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
i) Kenaikan harga bahan bangunan (25,13% dari jawaban responden),
ii) Masalah perizinan/birokrasi (15,59%),
iii) Suku bunga KPR (11,91%),
iv) Proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (12,11%), dan
v) Perpajakan (9,14%)
Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan non-perbankan masih menjadi sumber pembiayaan utama untuk pembangunan properti residensial. Pada triwulan III 2022, sebesar 73,20% dari total kebutuhan modal pembangunan proyek perumahan berasal dari dana internal.
Sementara itu, dari sisi konsumen, pembiayaan perbankan dengan fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam pembelian properti residensial. Dengan pangsa sebesar 74,53% dari total pembiayaan.
Analis Vibiz Research Center melihat secara lebih detailnya bahwa pertumbuhan harga Rumah pada Triwulan IV 2022 diprakirakan juga masih tumbuh terbatas.
Hal ini terindikasi dari prakiraan pertumbuhan IHPR Triwulan IV-2022 sebesar 1,65% (yoy). Lebih rendah dibandingkan 1,94% (yoy) pada triwulan berjalan, namun akan lebih tinggi dari 1,19% (yoy) pada Triwulan IV-2021. Melambatnya pertumbuhan harga properti residensial diprakirakan terjadi pada tipe rumah kecil, menengah dan besar.
Selanjutnya dari sisi konsumen, pembiayaan perbankan dengan fasilitas KPR masih jadi prioritas dalam pembelian properti residensial.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting