Market Review & Outlook Emas dan Forex 2023 (Bagian 2 dari 3)

627
harga emas

Kemana Arah Harga Emas & Forex di tengah Global Tightening Monetary Policy? 

GBP/USD

Setelah naik 100 pips ke 1.3412, mengakhiri tahun 2021, memasuki minggu awal tahun baru Januari 2022, GBP/USD melanjutkan kenaikannya ke atas 1.35 di 1.3516 karena berkurangnya kekuatiran akan restriksi sehubungan dengan varian coronavirus yang baru, Omicron dengan pemerintah aktif melakukan studi dan menyebarkan informasi bahwa Omicron tidak berbahaya samasekali sekalipun tinggi penularannya. Kenaikan GBP/USD ditambah lagi dengan melemahnya USD mengakhiri tahun 2021.

Setelah naik dari 1.3516 ke 1.3550, GBP/USD melanjutkan kenaikannya pada minggu periode 10 – 14 Januari 2022, dengan terus melemahnya dollar AS,  dan GBP/USD mencapai level tertingginya pada tahun 2022 di 1.3730 pada awal hari Jumat.

Pada minggu pertama Februari, GBP/USD bertahan di level 1.3629 sebagai reaksi awal terhadap keputusan BoE yang menaikkan tingkat bunga sebanyak 25 basis poin menjadi 0.5%. Namun GBP/USD segera melemah ke 1.3522 karena menguatnya dolar AS secara luas setelah keluar data NFP yang secara mengejutkan jauh lebih baik daripada yang diperkirakan.

Pada minggu terakhir Februari, GBP/USD sempat jatuh dalam ke 1.3309 begitu Rusia jadi melakukan penyerangan terhadap Ukraina, namun selanjutnya berhasil bangkit ke 1.3397.

Pada minggu pertama bulan Maret, setelah testimoni Powell di depan House Committee on Financial Services AS, USD menguat dan GBP/USD semakin tertekan turun.

Pada minggu ketiga bulan April, di tengah bangkitnya yields obligasi AS dan dollar AS, GBP/USD mengalami tekanan bearish yang berat karena keluarnya data Retail Sales Inggris yang mengecewakan dan menyentuh level terendah sejak November 2020 di sekitar 1.2888. Penurunan GBP/USD berlanjut pada minggu ke empat bulan April ke 1.2573 dan pada akhir minggu bulan April ke 1.2480.

Pada minggu ke dua bulan Juni, memulai minggu perdagangan yang baru di 1.2314, GBP/USD pada hari Senin sempat anjlok ke 1.2147 karena data ekonomi Inggris mengecewakan dan karena menguatnya USD. Pada hari Selasa melanjutkan penurunannya dan sempat menembus ke bawah 1.2000

Memulai minggu yang baru di 1.2271, GBP/USD tertekan turun. Pada hari Selasa turun ke bawah 1.2200 dan pada hari Rabu turun mengarah ke 1.2100. Sekalipun pada hari Kamis sempat naik sedikit ke 1.2153, namun pada hari Jumat kembali turun ke bawah 1.2100 dan mengarah ke 1.2000 di sekitar 1.2012, karena lingkungan pasar yang enggan terhadap resiko. Sentimen pasar yang “risk-off” telah membuat dollar AS yang safe-haven mengalami dorongan naik yang kuat yang menekan turun GBP/USD.

Pada minggu pertama bulan Juli, GBP/USD umumnya tertekan turun karena berbalik menguatnya USD. Hari Selasa GBP/USD turun ke 1.1920. Hari Rabu turun lagi ke 1.1898. Meskipun pada hari Kamis sempat bangkit ke 1.2009, namun pada hari Jumat kembali tertekan turun ke 1.1988. Pada minggu terakhir bulan Juli GBP/USD sudah berada di 1.1868.

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu terakhir dari bulan Agustus, hari Senin di 1.2127, GBP/USD tertekan turun ke 1.1873 mengakhiri minggu itu pada perdagangan hari Jumat. GBP/USD sudah tertekan turun dari sejak hari Senin sampai Kamis ke sekitar 1.2090 – 1.2003 di tengah sentimen pasar yang enggan terhadap resiko dan menguatnya dollar AS. Pada hari Jumat, hari terakhir dari bulan Agustus, support psikologis yang kuat di 1.2000 tidak lagi bisa menahan tekanan turun terhadap GBP/USD dan GBP/USD turun ke sekitar 1.1830. Pada hari Jumat GBP/USD terjun bebas ke 1.1754 karena pidato Powell yang hawkish.

Memulai minggu perdagangan yang baru di 1.1735, GBP/USD mengakhiri  minggu pertama bulan September dengan turun ke 1.1508. GBP/USD sudah langsung turun pada hari Senin ke kerendahan selama 2 tahun di 1.1647 karena dollar AS melanjutkan kekuatannya. Pada hari Kamis, GBP/USD jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua tahun di 1.1500, karena menguatnya dollar AS secara luas dan lingkungan pasar yang enggan terhadap resiko.

Pada minggu ke dua bulan September, USD kembali menguat sehingga GBP/USD kembali tertekan dan turun ke 1.1480 dan dari kerendahan selama beberapa dekade di 1.1350

Pada minggu ketiga bulan September, GBP/USD sempat turun ke level terendah sejak 1985 di 1.1220 sebagai reaksi awal dari keputusan BoE menaikkan tingkat bunga sebesar 50 bps dan karena terjadi pergerakan ke arah yang negatif di dalam sentimen terhadap resiko yang memberikan dorongan naik terhadap dollar AS. Pada hari Jumat, GBP/USD kembali turun ke sekitar 1.0853. Data ekonomi AS Purchasing Manager Index menunjukkan bahwa aktifitas sektor swasta AS pulih pada bulan September yang mendorong indeks dollar AS naik lebih tinggi lagi.

Memasuki minggu perdagangan yang baru pada minggu pertama bulan Oktober, GBP/USD sempat tergelincir ke 1.0500, sebelum akhirnya naik kembali ke 1.1297 pada minggu terakhir bulan Oktober di tengah ketidakstabilan politik di Inggris.

 

EUR/USD

Menutup tahun 2021 EUR/USD kembali berhasil naik ke atas 1.1350 lagi ke 1.1368 karena melemahnya USD. Setelah sempat naik ke sekitar 1.1368 pada hari Rabu di minggu pertama bulan Januari, EUR/USD berbalik arah dan jatuh di bawah 1.1300 pada hari Kamis pagi dinihari dengan outlook kebijaksanaan Federal Reserve AS yang hawkish mengingatkan para investor akan berseberangannya kebijaksanaan the Fed dengan ECB, sehingga membuka pintu untuk kerugian lebih lanjut dalam jangka pendek.

Setelah naik dari 1.1300 ke 1.1345 karena laporan NFP AS yang muncul bervariasi, EUR/USD memperpanjang kenaikannya pada minggu kedua bulan Januari dengan terus melemahnya USD dan mencapai puncak ketinggiannya mendekati 1.1500 pada hari Jumat sebelum akhirnya terkoreksi turun kembali ke 1.1430

Pada minggu ketiga di bulan Februari, EUR/USD mengalami kerugian yang besar selama jam perdagangan Asia dengan turun ke level terendah sejak akhir Januari di dekat 1.1200 dan meneruskan penurunannya ke 1.1165 pada jam perdagangan selanjut pada sesi AS, bahkan sampai menyentuh 1.1111, meskipun pada hari Jumat ini, berhasil bangkit dan diperdagangkan di sekitar di 1.1238.

Memulai hari Senin pagi  pada minggu terakhir bulan Februari, di 1.1183, EUR/USD berhasil bangkit pada hari Senin malam dan terus stabil di atas 1.1200 pada hari Selasa pagi. Namun pada hari Rabu berbalik turun ke 1.1095 dengan sentimen pasar terus memburuk karena perang Rusia – Ukraiana. Pada hari Kamis EUR/USD kembali tertekan turun karena testimoni Powell yang menguatkan USD. Dan pada hari Jumat EUR/USD meneruskan penurunannya ke 1.0911 karena USD terdorong naik karena berita militer Rusia telah mulai mengebom pabrik nuklir terbesar di Eropa.

Karena pembicaraan damai Rusia – Ukraina pada hari Kamis berakhir tanpa ada kemajuan dalam hal gencatan senjata. EUR/USD kembali tertekan dengan Dolar AS tetap kuat didukung oleh keengganan secara penuh.

Memasuki minggu terakhir bulan Maret, EUR/USD terkoreksi ke 1.1011, pada hari pertama EUR/USD mengalami tekanan bearish yang baru dan turun ke level terendah dalam hampir dua minggu di 1.0950 karena menguatnya dolar AS dengan pasar mengantisipasi the Fed yang lebih agresif.

Memasuki minggu pertama bulan April,  EUR/USD terus tertekan dalam sebagian besar minggu lalu dan pada hari Jumat diperdagangkan di sekitar 1.0877. Pada hari Senin, EUR/USD berjuang untuk bisa bertahan di perbatasan 1.1000, namun tekanan jual yang kuat membuat pasangan matauang ini turun ke bawah 1.1000. Dolar AS menguat, karena naiknya yields obligasi treasury AS. EUR/USD terus melanjutkan penurunannya dan turun ke level terendah dalam hampir sebulan di 1.0874 pada awal hari Rabu, dengan masih jauhnya perbedaan kebijakan moneter the Fed dengan ECB.

Kenaikan dolar AS juga ditopang oleh sikap ECB yang dovish dalam pertemuan kebijakan moneternya pada minggu ketiga bulan April, membuat EUR/USD terus tertekan dan pada hari Jumat di perdagangkan di sekitar 1.0800.

Pada minggu terakhir bulan April, EUR/USD mengalami penurunan yang signifikan dengan pada hari Jumat telah mencapai kerendahan di level  1.0534. Penurunan EUR/USD terutama disebabkan oleh arus safe-haven terus menguasai pasar pada hampir sepanjang minggu ini yang mendorong naik indeks dolar AS sehingga mencapai ketinggian yang baru di 103.035. Keengganan terhadap resiko menguasai pasar keuangan di tengah berita-berita sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi dan penyebaran Covid di Cina. sehingga memperburuk isu rantai supply, yang membahayakan kemajuan ekonomi, ditambah dengan perkiraan the Fed dan para bank sentral utama dunia lainnya akan bersikap hawkish.

Pada minggu ke dua bulan Mei, EUR/USD jatuh ke bawah 1.0400 dan diperdagangkan di sekitar 1.0365 oleh karena data ekonomi dari AS menunjukkan bahwa harga-harga impor tetap tidak berubah secara basis bulanan pada bulan April sehingga membuat dollar AS bertahan dalam kekuatannya mengatasi rival-rival utamanya.

Pada minggu pertama bulan Juli, EUR/USD kembali turun ke 1.0308 dengan dolar AS terus mengumpulkan kekuatannya di tengah keengganan terhadap resiko.

Pada minggu ke dua bulan Juli, EUR/USD sempat turun ke level terendah sejak Desember 2002 di bawah 1.0070. mengetes paritas, setelah data ekonomi yang keluar dari AS menunjukkan bahwa CPI AS melompat ke 9.1% pada bulan Juni. Pada hari Kamis, Setelah turun menembus level yang paling penting 1.0000, EUR/USD sempat memperpanjang penurunannya ke kerendahan selama beberapa dekade dekat 0.9950.

Pada minggu pertama bulan September, EUR/USD awalnya kembali sempat turun ke arah 0.9900 dengan naik tingginya indeks dollar AS.

Pada minggu ketiga bulan September, menjelang pengumuman FOMC the Fed, EUR/USD semakin tertekan turun ke 0.9834 karena kuatnya USD, sampai kepada hari Kamis. Pada hari Jumat, EUR/USD kembali turun ke sekitar 0.9691. Data ekonomi AS Purchasing Manager Index menunjukkan bahwa aktifitas sektor swasta AS pulih pada bulan September yang mendorong indeks dollar AS naik lebih tinggi lagi.

Pada minggu terakhir bulan September, EUR/USD melemah dan sempat turun ke kerendahan beberapa tahun yang baru di 0.9549 dengan dollar AS memperpanjang momentum kenaikannya.

Pada minggu ke tiga bulan Oktober, EUR/USD mengakhiri perdagangan di akhir minggu hari Jumat dengan kenaikan ke 0.9858. dengan berkurangnya kekuatan USD.

 

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting