(Vibiznews – Commodity) Harga emas turun di bawah $1.770 per ons pada hari Kamis, meluncur untuk sesi kedua berturut-turut karena penguatan dolar AS yang didukung oleh data penjualan ritel AS yang lebih kuat dari perkiraan yang mengaburkan prospek inflasi dan mengindikasikan perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Harga emas juga mundur karena permintaan safe-haven dari kekhawatiran geopolitik terbaru memudar.
Harga emas mencapai puncak tiga bulan $1.786,35 per ons pada hari Selasa, setelah berita bahwa rudal Rusia menewaskan dua orang di Polandia dekat perbatasan Ukraina.
Namun, presiden Polandia pada hari Rabu mengatakan sebuah rudal yang menghantam negaranya mungkin adalah proyektil pertahanan Ukraina yang menyimpang, menghilangkan kekhawatiran bahwa itu berasal dari Rusia dan dapat memperluas krisis Ukraina.
Pejabat Federal Reserve terus memberi sinyal sikap hawkish yang tegas, dengan Presiden Fed San Francisco Mary Daly menekankan bahwa jeda masih di luar pembicaraan, sementara Presiden Fed Kansas City Esther George mengatakan bahwa pembuat kebijakan harus “berhati-hati untuk tidak berhenti terlalu cepat” pada tingkat pendakian dan mencapai pendaratan lunak mungkin sulit.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya harga emas akan mencermati pergerakan dolar AS, dimana jika malam nanti data Jobless Claim terealisir naik akan menekan dolar AS. Namun masih terus dicermati pernyataan pejabat The Fed yang jika masih memberikan sinyal hawkish bagi kenaikan suku bunga, akan dapat mengangkat dolar AS.