(Vibiznews – Economy & Bond) – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Terdiri atas indikator nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A. Perkembangan Nilai Tukar 12-15 Desember 2022
Pada akhir hari Kamis, 15 Desember 2022
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.615 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,87%.
- DXY[1] melemah ke level 104,56.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,446%.
Pada pagi hari Jumat, 16 Desember 2022
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.620 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,85%.
Aliran Modal Asing (Minggu III Desember 2022)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 94,15 bps per 15 Desember 2022 dari 97,27 bps per 9 Desember 2022.
- Berdasarkan data transaksi 12-15 Desember 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,83 triliun. Terdiri dari beli neto Rp2,89 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp3,72 triliun di pasar saham.
- Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen s.d. 15 Desember 2022, nonresiden jual neto Rp132,69 triliun di pasar SBN. Dan beli neto Rp64,35 triliun di pasar saham.
B. Perkembangan Inflasi
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Desember 2022, perkembangan harga sampai dengan minggu ketiga Desember 2022 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,44% (mtm).
- Komoditas utama penyumbang inflasi Desember 2022 sampai dengan minggu ketiga yaitu telur ayam ras sebesar 0,08% (mtm). Beras, tomat dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03% (mtm).
Kemudian cabai rawit, daging ayam ras, minyak goring, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02% (mtm). Serta kangkung, tarif air minum PAM, bensin, dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu cabai merah dan bawang merah masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting