Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (16 Desember 2022); Rupiah Rebound

488

(Vibiznews – Economy & Bond) – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Terdiri atas indikator nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

A. Perkembangan Nilai Tukar 12-15 Desember 2022

Pada akhir hari Kamis, 15 Desember 2022

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.615 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,87%.
  3. DXY[1] melemah ke level 104,56.
  4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,446%.

Pada pagi hari Jumat, 16 Desember 2022
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.620 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,85%.

Aliran Modal Asing (Minggu III Desember 2022)
  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 94,15 bps per 15 Desember 2022 dari 97,27 bps per 9 Desember 2022.
  2. Berdasarkan data transaksi 12-15 Desember 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,83 triliun. Terdiri dari beli neto Rp2,89 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp3,72 triliun di pasar saham.
  3. Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen s.d. 15 Desember 2022, nonresiden jual neto Rp132,69 triliun di pasar SBN. Dan beli neto Rp64,35 triliun di pasar saham.
B. Perkembangan Inflasi
  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Desember 2022, perkembangan harga sampai dengan minggu ketiga Desember 2022 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,44% (mtm).
  2. Komoditas utama penyumbang inflasi Desember 2022 sampai dengan minggu ketiga yaitu telur ayam ras sebesar 0,08% (mtm). Beras, tomat dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03% (mtm).

    Kemudian cabai rawit, daging ayam ras, minyak goring,        dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02%         (mtm). Serta kangkung, tarif air minum PAM, bensin,           dan  angkutan udara masing-masing sebesar 0,01%           (mtm).

Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu cabai merah dan bawang merah masing-masing sebesar -0,01% (mtm).

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting