(Vibiznews – Commodity) Harga Minyak mencapai level tertinggi tiga minggu pada hari Selasa terpicu dijalankannya pelonggaran pembatasan COVID-19 terbaru di China yang mendorong harapan pemulihan permintaan bahan bakar, dengan dukungan juga datang dari pemotongan produksi energi AS yang disebabkan oleh badai musim dingin.
China akan menghentikan kewajib karantina pelancong yang masuk mulai 8 Januari, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan pada hari Senin dalam langkah besar menuju pelonggaran pembatasan di perbatasan yang sebagian besar telah ditutup sejak 2020.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 41 sen, atau 0,5%, menjadi $79,97.
Minyak mentah Brent naik 47 sen, atau 0,6%, menjadi $84,39 per barel.
Kedua tolok ukur tersebut mencapai level tertinggi sejak 5 Desember di awal sesi.
Pasar Inggris dan AS telah ditutup pada hari Senin untuk liburan Natal.
Ekuitas naik sementara dolar AS melemah pada hari Selasa sebagai tanggapan atas langkah China. Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya dan cenderung mendukung aset berisiko.
Minyak juga mendapat dukungan dari kekhawatiran atas gangguan pasokan karena badai musim dingin di Amerika Serikat.
Tapi cuaca AS diperkirakan akan membaik minggu ini, yang berarti reli mungkin tidak akan berlangsung terlalu lama.
Pada hari Jumat, sekitar 1,5 juta barel kapasitas penyulingan harian di sepanjang Pantai Teluk AS ditutup, sementara produksi minyak dan gas dari Dakota Utara ke Texas mengalami pembekuan, sehingga memotong pasokan.
Kekhawatiran atas kemungkinan pemotongan produksi oleh Rusia juga memberikan dukungan harga.
Rusia mungkin memangkas produksi minyak sebesar 5% hingga 7% pada awal 2023 sebagai tanggapan terhadap pembatasan harga, kantor berita RIA mengutip Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan pada hari Jumat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak memperoleh dorongan sentimen pendukung penghentian karantina pelancong di China, pemotongan produksi AS karena badai cuaca dingin dan pemotongan produksi Rusia.



