(Vibiznews – Commodity) – Persediaan minyak sawit Desember turun ke terendah 4 bulan karena produksi berkurang dan ekspor turun.
Persediaan turun 5.3% dari bulan lalu menjadi 2.17 juta ton, terendah sejak bulan Agustus, menurut perkiraan dari 9 pedagang dan analis survey dari Reuters.
Produksi turun untuk bulan yang ke dua karena banjir dan badai tropis yang mengganggu panen dan mengganggu pengiriman persediaan di Malaysia.
Produksi turun 3% dari bulan Nopember menjadi 1.63 juta ton, produksi terendah sejak bulan Juli.
Ekspor turun 1% menjadi 1.5 juta ton menurut cargo surveyor, karena turunnya pembelian dari Cina.
Permintaan Cina turun di 2022 karena pembatasan Covid -19 sehingga konsumsi turun diharapkan pada tahun 2023 permintaan akan naik lagi.
Indonesia juga membatasi ekspor dan meningkatkan penggunaan minyak sawit untuk biodiesel sehingga persediaan terbatas dan harga meningkat.
Pasar menantikan Laporan bulanan Persediaan dan Permintaan dari the Malaysian Palm Oil Board (MPOB) pada 10 Januari.
Pada penutupan pasar hari Rabu harga minyak sawit turun dari harga tertinggi lima minggu karena mengikuti turunnya pasar AS.
Harga minyak sawit Maret di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 82 ringgit atau 1.93% menjadi 4,171 ringgit ($948.39) per ton.
Namun penurunan terhambat karena ekspor Indonesia turun karena ada pembatasan ekspor supaya persediaan minyak goreng di Indonesia terjaga.
Impor minyak sawit Desember naik 94% dari tahun lalu ke rekor tertinggi bulanan, kenaikan pembelian .
India memperpanjang kebijakan untuk impor minyak nabati seperti minyak sawit, minyak kedelai dan minyak bunga matahai dengan pajak yang lebih rendah selama setahun sampai Maret 2024.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama 4,100 ringgit, berikut ke 3,980 ringgit. Resistant pertama 4,360 ringgit dan berikut ke 4,500 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
https://www.vibiznews.com/2023/01/05/harga-jagung-kedelai-gandum-turun-tutup-rabu-2/