(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah pada akhir perdagangan pasar komoditas sesi Amerika Jumat dinihari (13/1/2023) bertambah mahal dengan kenaikan 6 hari berturut.
Harga minyak mentah mendaki ke posisi tertinggi dalam 2 pekan di tengah optimisme bahwa permintaan bahan bakar dunia akan tumbuh tahun ini.
Terlihat dari China sebagai pengimpor minyak terbesar dunia sedang melakukan upaya signifikan untuk meningkatkan ekonominya pasca penutupan akibat covid.
Kekhawatiran tentang dampak sanksi pada pasokan Rusia juga memberikan optimisme investor, karena sanksi Uni Eropa yang ditujukan untuk penjualan produk bahan bakar mulai berlaku pada bulan Februari.
Yang membatasi kenaikan harga adalah kekhawatiran terus-menerus akan penurunan permintaan yang didorong oleh resesi di AS dan Eropa.
Sementara itu, OPEC dan sekutunya memutuskan pada bulan Desember untuk tetap pada kebijakan mereka membatasi produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik $0,98 atau 1,27% pada $78,24 per barel.
Demikian juga harga minyak mentah jenis Brent yang merupakan acuan dunia melonjak 1,49%, atau $1,23, menjadi $83,90 per barel.
Untuk pergerakan selanjutnya, harga minyak Brent dan juga minyak WTI diperkirakan dalam trend yang kuat.
Sehingga untuk minyak WTI dapat mendaki ke resisten kuatnya di 79.80 – 80.24, namun jika terkoreksi turun ke kisaran support hariannya di 77.32 – 76.50.
