Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (20 Januari 2023); Rupiah Menguat

667

(Vibiznews – Economy & Bond) – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik.

Indikator terdiri atas indikator nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A. Perkembangan Nilai Tukar 16-19 Januari 2023

Pada akhir hari Kamis, 19 Januari 2023
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.100 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,63%.
3. DXY[melemah ke level 102,06.
4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 3,392%.

Pada pagi hari Jumat, 20 Januari 2023
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.120 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,62%.

Aliran Modal Asing (Minggu III Januari 2023)
  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 87,21 bps per 19 Januari 2023 dari 86,08 bps per 13 Januari 2023.
  2. Berdasarkan data transaksi 16-19 Januari 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp14,80 triliun. Terdiri dari beli neto Rp14,49 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,30 triliun di pasar saham.
  3. Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 19 Januari 2023, nonresiden beli neto Rp36,33 triliun di pasar SBN. Dan jual neto Rp7,94 triliun di pasar saham.
B. Perkembangan Inflasi

1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada Minggu III Januari 2023, perkembangan harga sampai dengan minggu ketiga Januari 2023 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,41% (mtm).

2. Komoditas utama penyumbang inflasi Januari 2023 sampai dengan minggu ketiga yaitu cabai rawit, cabai merah masing-masing sebesar 0,06% (mtm). Bawang merah 0,05% (mtm), beras 0,04% (mtm), emas perhiasan, rokok kretek dengan filter masing-masing sebesar 0,03% (mtm). Serta bawang putih, kangkung, tahu mentah, nasi dengan lauk, rokok kretek dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu bensin -0,06% (mtm), angkutan udara -0,05% (mtm), telur ayam ras -0,03% (mtm) dan tomat -0,01% (mtm).

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting