(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka WTI stabil di dekat $82 per barel pada hari Selasa, mendekati level tertinggi dalam tujuh minggu. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent berjangka stabil di dekat $88 per barel, juga mendekati level tertinggi dalam tujuh minggu.
Harga minyak dipengaruhi harapan pemulihan permintaan di importir minyak mentah utama China dan ekspektasi pengetatan kebijakan bank sentral yang kurang agresif.
Pekan lalu, IEA dan OPEC menawarkan prospek bullish untuk tahun 2023, mengatakan bahwa pembukaan kembali ekonomi China akan meningkatkan permintaan.
Melemahnya data ekonomi AS juga mendukung perkiraan untuk laju kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih lambat, dengan pejabat Fed mendukung kenaikan 25 basis poin yang lebih kecil pada pertemuan berikutnya.
Di sisi penawaran, negara-negara UE dan G7 akan membatasi harga produk olahan Rusia mulai bulan Februari, di atas batas harga yang dikenakan pada minyak mentah Rusia dan embargo UE atas impor minyak Rusia melalui laut yang mulai berlaku pada bulan Desember.
Sementara itu, perdagangan diperkirakan akan tetap tenang karena sebagian besar pasar Asia tutup untuk liburan Tahun Baru Imlek.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak mentah berjangka AS akan bergerak stabil, dengan sentimen harapan pemulihan permintaan China dan ekspektasi perlambatan kenaikan suku bunga AS. Juga akan mencermati pergerakan dolar AS, yang jika melemah akan menguatkan harga minyak. Harga minyak AS akan bergerak dalam kisaran Resistance $82,08-$82,52. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $81,02-$80,57.