Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (3 Januari 2023); Rupiah melemah

643

(Vibiznews – Economy & Bond) – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik.

Indikator terdiri atas indikator nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 30 Januari – 2 Februari 2023

Pada akhir hari Kamis, 2 Februari 2023
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.875 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,58%.
3. DXY melemah ke level 101,75.
4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 3,393%.

Pada pagi hari Jumat, 3 Februari 2023
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.900 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,55%.

Aliran Modal Asing (Minggu I Februari 2023)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 75,81 bps per 2 Februari 2023 dari 80,90 bps per 27 Januari 2023.

2. Berdasarkan data transaksi 30 Januari – 2 Februari 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp4,96 triliun. Terdiri dari beli neto Rp5,42 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,46 triliun di pasar saham.

3. Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 2 Februari 2023, nonresiden beli neto Rp50,15 triliun di pasar SBN. Dan jual neto Rp5,68 triliun di pasar saham.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting