(Vibiznews – Economy & Business) – Dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada tanggal 15 – 16 Februari 2023, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat. Dan berpotensi lebih tinggi didorong kenaikan ekspor serta semakin membaiknya permintaan domestik khususnya konsumsi swasta.
Hal ini dimulai dari pertumbuhan ekonomi global yang berpotensi lebih baik dari prakiraan dengan penghapusan Zero Covid Policy di Tiongkok. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berpotensi lebih tinggi dari prakiraan 2,3% sebelumnya.
Sedangkan perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Eropa diperkirakan melambat dengan risiko resesi yang masih tinggi. Sementara itu, inflasi global menurun secara gradual dipengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan perbaikan gangguan rantai pasokan.
Meskipun tetap di level tinggi seiring harga energi dan pangan yang belum turun signifikan. Dan pasar tenaga kerja terutama di AS dan Eropa yang masih ketat. Inflasi yang melandai diprakirakan mendorong kebijakan moneter ketat di negara maju mendekati titik puncaknya. Dengan suku bunga diprakirakan masih tetap tinggi di sepanjang 2023.
Ketidakpastian pasar keuangan global juga mereda sehingga berdampak pada meningkatnya aliran modal global ke negara berkembang. Tekanan depresiasi nilai tukar di berbagai negara tersebut berkurang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan tetap kuat dan berpotensi lebih tinggi didorong kenaikan ekspor serta semakin membaiknya permintaan domestik khususnya konsumsi swasta.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan IV 2022 tercatat tinggi sebesar 5,01% (yoy) sehingga secara keseluruhan tahun 2022 tercatat 5,31% (yoy). Ini jauh meningkat dari capaian tahun sebelumnya sebesar 3,70% (yoy).
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat pada 2022 terjadi di seluruh wilayah, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua). Diikuti Jawa, Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Kalimantan, dan Sumatera.
Untuk tahun 2023, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi akan cenderung bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3%. Kinerja ekspor berpotensi akan lebih tinggi dari prakiraan semula didorong oleh pengaruh positif perbaikan ekonomi Tiongkok.
Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh tinggi dipengaruhi keyakinan pelaku ekonomi yang meningkat. Dan kenaikan mobilitas masyarakat pascapencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Investasi membaik didorong perbaikan prospek bisnis, peningkatan aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA), serta penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berlanjut.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap baik dan mendukung ketahanan eksternal.
NPI pada 2022 diprakirakan mencatat surplus, ditopang oleh surplus transaksi berjalan pada kisaran 0,4%-1,2% dari PDB. Di tengah defisit transaksi modal dan finansial akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Perkembangan terkini menunjukkan neraca perdagangan Januari 2023 mencatat surplus cukup tinggi sebesar 3,87 miliar dolar AS. Hal ini dipengaruhi oleh kinerja ekspor nonmigas yang tetap kuat.
Aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik juga meningkat. Tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflows sebesar 6,0 miliar dolar AS hingga 14 Februari 2023.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Januari 2023 meningkat menjadi 139,4 miliar dolar AS. Setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Secara keseluruhan, prospek NPI 2023 diprakirakan tetap baik dengan transaksi berjalan yang terjaga. Dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari PDB. Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan mencatat surplus didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk PMA. Dan investasi portofolio, sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi nasional dan iklim investasi di dalam negeri yang tetap baik.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting