(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Pasar keuangan di minggu lewat ini terkoreksi tajam, dengan rupiah masuk ke 5 bulan terendahnya dan IHSG pada 6 bulan terlemahnya.
- BI mempertahankan suku bunga acuan BI Rate pada level 6,00%.
- Sentimen global saat ini sekitar prospek the Fed menurunkan suku bunganya tahun 2025 yang terindikasi hanya dua kali, serta akan lebih sepinya pasar di liburan Natal Tahun Baru.
- Capital outflow terjadi deras seminggu ini, sekitar Rp8,8 triliun.
- Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah data uang beredar pada hari Senin.
Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 23-27 December 2024.
===
Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir bearish tajam ke oversold area-nya pada 6 bulan terendahnya, oleh aksi net sell dari investor asing sekitar Rp3,7 triliun, dipimpin terakhirnya oleh koreksi lanjutan emiten bank-bank besar. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya juga melemah. Secara mingguan IHSG ditutup melemah tajam 4,65%, atau 340,924 poin, ke level 6.983,865. Untuk minggu berikutnya (23-27 December 2024), dipotong 2 hari liburan Natal, IHSG kemungkinan akan lebih konsolidatif dan cari peluang rebound dari oversold tajamnya, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.321 dan 7.530. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.931, dan bila tembus ke level 6.843.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir melemah signifikan, sempat ke 5 bulan terendahnya lalu rebound di hari terakhir, di tengah rally dollar global oleh the Fed yang hawkish, BI Rate yang dipertahankan pada 6%, serta capital outflow pasar SBN. Rupiah secara mingguannya berakhir melemah 1,25% atau 200 poin ke level Rp 16.190 per USD. Sementara, dollar global bullish dan sempat bertengger ke 25 bulan terkuatnya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan sempat terkoreksi sementara di suasana jelang libur panjang, atau kemungkinan rupiah berupaya bangkit dan konsolidatif, dalam range antara resistance di level Rp16.300 dan Rp Rp16.329, sementara support di level 15.929 dan Rp15.829.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau mendatar secara mingguannya, terlihat dari pergerakan flat dari yield obligasi dan berakhir ke level 7,043% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau menguat di pekan keduanya.
===
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Desember 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak makin tingginya ketidakpastian perekonomian global akibat arah kebijakan Amerika Serikat (AS) dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai wilayah.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga didukung oleh permintaan domestik. Investasi diprakirakan tumbuh positif pada triwulan IV 2024 ditopang oleh penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan investasi swasta didukung insentif dari Pemerintah.
Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan berada dalam kisaran 4,7–5,5% dan meningkat menjadi 4,8–5,6% pada 2025.
Berdasarkan data transaksi 16 -19 Desember 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp8,81 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp3,67 triliun di pasar saham, Rp4,43 triliun di pasar SBN, dan Rp0,71 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
===
Kembali di pasar menjelang akhir tahun 2024, apa yang akan terjadi di pasar investasi? Volume pasar biasanya lebih sepi karena para trader dan investor global berlibur menuju suasana Natal dan Tahun Baru. Namun belum tentu pasar tidak bergerak atau “range-bound” saja. Bisa jadi ini dimanfaatkan bagi sejumlah investor kakap untuk menggerakkan pasar selagi volume agak sepi. Kita lihat saja nanti.
Masih ada peluang berinvestasi bagi Anda di akhir tahun. Atau, untuk Anda yang berlibur panjang, ini juga kesempatan baik untuk bersama dengan keluarga. Tetap sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting