PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Resmi Melantai di BEI

449

(Vibiznews – IDX) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk   merupakan perusahaan panas bumi terbesar di Indonesia dan salah satu perusahaan panas bumi terbesar secara global yang diukur dengan kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik melakukan listing perdana sahamnya di Bursa Efek Indonesia hari Jumat (24/02/2023) dengan kode saham PGEO. Perseroan ini menjadi perusahaan tercatat ke 19 di tahun 2023 yang mencatatkan sahamnya di BEI.

Perseroan menawarkan kepada masyarakat sebanyak 10.350.000.000 saham baru atau setara dengan 25% dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp875 per sahamnya. saham PGEO mengalami oversubscribed 3,81 kali dari penawaran pooling.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Ahmad Yuniarto, mengatakan dana yang diperoleh dari IPO ini sebanyak  Rp9.056.250.000.000. Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini akan digunakan untuk mendukung rencana Perseroan mengembangkan kapasitas terpasang Perseroan sebesar 600 MW hingga 2027 mendatang,” ujarnya. Perseroan menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672MW saat ini menjadi 1.272MW pada tahun 2027. Selain juga mendukung ambisi PGE untuk terus tumbuh dan mengembangkan seluruh value chain dari sumberdaya panas bumi Indonesia, sesuai dengan tagline PGE “Energizing Green Future”.

Mengenal bisnis perseroan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Rinciannya, kapasitas sebesar 672 MW dikelola langsung (own operation) dan 1.205 MW melalui skema Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract). Adapun kapasitas PLTP 672 MW yang dikelola langsung oleh PGE berasal dari 6 Wilayah Kerja Panas Bumi, yaitu Kamojang di Jawa Barat 235 MW, Karaha di Jawa Barat 30 MW, Lahendong di Sulawesi Utara 120 MW, Ulubelu di Lampung sebesar 220 MW, Lumut Balai di Sumatera Selatan 55 MW dan Sibayak di Sumatera Utara 12 MW.