(Vibiznews – Commodity) Minyak mentah berjangka bergerak turun pada hari Kamis karena data ekonomi AS yang lemah mendorong kekhawatiran penurunan permintaan minyak dan mengimbangi kenaikan awal minggu ini dari rencana OPEC+ untuk memangkas lebih banyak produksi.
Terpantau harga minyak mentah berjangka WTI AS turun 90 sen atau 1,12% pada $79.71.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 90 sen atau 1,06% pada $84.09.
Sektor jasa AS melambat lebih dari yang diperkirakan pada bulan Maret sementara sektor swasta menambahkan pekerjaan jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan pada bulan Maret, sementara lowongan pekerjaan merosot pada bulan Februari ke level terendah sejak Mei 2021.
Awal pekan ini, harga melonjak lebih dari 6% setelah produsen minyak utama dan sekutu termasuk Rusia menjanjikan produksi sukarela mulai Mei.
Sementara itu, data pemerintah AS menunjukkan pasokan minyak mentah AS turun 3,7 juta barel pekan lalu, sekitar 1,5 juta barel lebih banyak dari konsensus.
Pasokan bensin dan sulingan juga turun lebih dari perkiraan, masing-masing turun 4,1 juta barel dan 3,6 juta barel.
Dalam berita minyak lainnya, Arab Saudi telah menaikkan harga minyak mentah andalannya untuk pembeli Asia untuk bulan ketiga berturut-turut.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak akan mencermati data ekonomi AS dan kawasan Eropa, yang jika memberikan sentimen negatif akan memicu kekhawatiran penurunan permintaan dan akan menekan harga minyak. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $79.08-$78.61. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $80.21-$80.63.