(Vibiznews – Commodity) – Harga tembaga pada hari Rabu naik karena turunnya data inflasi AS di luar perkiraan sehingga kenaikan suku bunga tidak perlu diteruskan lagi.
Data inflasi turun membuat pasar saham naik dan indeks dolar turun sehingga harga logam menjadi lebih murah apabila dibeli dengan mata uang di luar dolar.
Harga tembaga di London Metal Exchange naik 1% menjadi $8,942.50 per ton.
Persediaan tembaga di gudang di London Metal Exchange turun menjadi 56,800 ton terendah sejak 2005.
Kenaikan harga terbatasi dengan kekhawatiran berapa besarnya pertumbuhan ekonomi dan permintaan logam yang masih kurang.
Harga tembaga turun dari harga tertinggi 7 bulan di bulan Januari di $9,550.50 karena kenaikan dari suku bunga, aktivitas ekononomi berkurang, dan gejolak sektor perbankan.
Diperkirakan untuk 10 tahun ke depan akan ada perlambatan pertumbuhan ekonomi dan dampak dari krisis perbankan.
Harga indeks konsumen hampir tidak naik pada bulan lalu, karena kbiaya sewa yang tinggi masih mempengaruhi inflasi yang tinggi sehingga masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga sekali lagi di bulan Mei.
The International Monetary Fund mengingatkan sistem keuangan masih rentan sehingga bisa terjadi krisis yang baru.
Fundamental dari tembaga pada minggu-minggu terakhir juga lemah.
Hasil katoda tembaga Cina naik 14% dari tahun lalu di bulan Maret menurut analis Antaike . Pertumbuhan ekonomi Cina melemah.
Produksi Peru diperkirakan sebesar 2.8 juta ton pada tahun ini naik 15% dari tahun 2022.
Harga logam lainnya di LME
- Harga Aluminium naik 1.2% menjadi $2,329.50 per ton
- Harga nikel naik 0.5% menjadi $23,590
- Harga zinc turun 1.3% menjadi $2,794 perton
- Harga lead naik 2.2% menjadi $2,132 per ton.
- Harga timah naik 1.7% menjadi $24,125
Analisa tehnikal untuk tembaga dengan support pertama di $8,734 dan berikut ke $8,668. Resistant ke $9,034 berikut ke $9,100.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting