(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit pada penutupan pasar hari Jumat mencatat penurunan harga terbesar bulanan sejak September, karena turunnya ekspor dan persediaan dari Indonesia meningkat.
Harga minyak sawit Juli di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 102 ringgit, atau 2.955% menjadi 3,353 ringgit ($752.13) per ton harga terendah sejak 29 September.
Pada bulan April harga minyak sawit turun 10.8% , penurunan terbesar sejak September.
Pasar minyak sawit tertekan turun karena kebijakan Indonesia tidak menentu dan kekurangan permintaan.
Harga minyak kedelai dan minyak nabati lain turun, lebih rendah dari minyak sawit di pasar mendorong harga minyak sawit turun.
https://www.vibiznews.com/2023/04/28/harga-kedelai-turun-tujuh-hari-berturut-turut/
Indonesia akan menurunkan batasan penjualan domestik bagi produsen minyak sawit dari 450,000 ton menjadi 300,000 ton per bulan dimulai bulan Mei.
Ekspor minyak sawit Malaysia dari 1 – 20 April turun 20.3% dari bulan sebelumnya menurut cargo surveyor Societe Generale de Surveillance.
The Malaysian Palm Oil Association memperkirakan produksi minyak sawit Malaysia dari 1 – 20 April turun 1.12% dari 1-20 Maret.
Pasar mengkhawatirkan bahwa produksi minyak sawit Malaysia dan Indonesia akan turun dari tahun lalu apabila cuaca El Nino berlangsung,
Harga CPO di pasar fisik kontrak Mei turun menjadi RM4,150 per ton.
Harga minyak kedelai di Bursa Dalian turun 1.2%, sementara harga minyak sawit turun 1.6%. Harga minyak kedelai di CBOT naik 0.02%.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 3,440 ringgit dan berikut ke 3,340 ringgit. Resistant pertama di 3,580 ringgit dan berikut ke 3,670 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
https://www.vibiznews.com/2023/04/14/review-maret-harga-jagung-kedelai-gandum/
