(Vibiznews – Banking & Insurance) – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini juga membahas ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, yang tetap terjaga.
Hal ini terlihat dari struktur permodalan perbankan yang kuat. Dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /CAR) sebesar 24,69% pada Maret 2023.
Risiko kredit juga terkendali. Ini tecermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan /NPL) yang rendah, yaitu 2,49% (bruto) dan 0,72% (neto) pada Maret 2023.
Sementara itu, likuiditas perbankan pada April 2023 terjaga, dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK sebesar 6,82% (yoy). Hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukan ketahanan perbankan yang kuat.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global. Terutama yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan.
“Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,”ujar Gubernur BI Perry Warjiyo.
Nilai transaksi Uang Elektronik (UE) pada April 2023 meningkat 9,00% (yoy) sehingga mencapai Rp37,4 triliun. Meskipun meningkat, pertumbuhan transaksi uang elektronik pada bulan April tak setinggi bulan sebelumnya. Di Maret 2023, pertumbuhan transaksi uang elektronik naik 11,39%.
Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit mencapai Rp738,3 triliun. Dan nilai transaksi digital banking tercatat Rp4.265 triliun.
Jika dibandingkan pencapaian bulan Maret 2023, nilai transaksi digital banking lebih tinggi yaitu 9,88% YoY dengan nilai Rp 4.944,1 triliun. Serta, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga lebih tinggi yaitu 0,45% mencapai Rp707,1 triliun.
Ke depan, transaksi ekonomi dan keuangan digital diprakirakan meningkat sejalan kenaikan aktivitas masyarakat serta dampak perluasan dan optimalisasi ekosistem pengguna.
Sementara dari sisi pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada April 2023 menurun 0,99% (yoy). Sehingga menjadi Rp1.031 triliun sejalan dengan kembali masuknya uang kartal ke Bank Indonesia sesuai dengan pola musiman pasca Idulfitri.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting