(Vibiznews – Economy) – Perkembangan bisnis peer-to-peer (“P2P Lending”) di Indonesia masih menjanjikan, tidak hanya bagi pelaku bisnis atau UKM (borrower) yang membutuhkan modal usaha juga bagi masyarakat umum atau instansi yang berinvestasi sebagai pemberi dana pinjaman (lender).
Hal tersebut disampaikan oleh Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan yang melihat ekonomi di Indonesia masih terus bertumbuh untuk menunjang bisnis tersebut.
Ivan menuturkan GDP Indonesia masih sangat bagus dibandingkan dengan negara-negara besar yang di ambang resesi. Ivan melihatnya pemerintah telah mempersiapkan ekonomi Indonesia dengan baik dan itu menjadi modal bagi prospek bisnis P2P Lending seperti Akseleran.
Namun tidak hanya faktor makro ekonomi saja bisnis P2P Lending masih menarik bagi masyarakat Indonesia, namun Ivan menerangkan bisnis P2P Lending juga harus memiliki kinerja keuangan yang sehat.
Akseleran yang menjalani bisnis fintech P2P Lending dengan skema crowdfunding selama 6 tahun terakhir mampu menjadi agen inklusi keuangan yang riil dikarenakan bertumbuh dalam pendanaan dengan risiko kredit yang rendah.
Sebagai salah seorang Co-Founder di Akseleran, Ivan Tambunan sampaikan secara statistik sekitar 90% start-up banyak yang tutup hanya dalam 1 tahun dan 99% dalam 3 tahun, karena itu fintech lending startup harus fokus pada keberlangsungan usahanya.
Ivan Tambunan yang sebelumnya berpengalaman sebagai transactional banking lawyer pada firma hukum terkenal dari Inggris, Allen & Overy, mengakui banyak tantangan yang dihadapi Akseleran selama menjalani bisnis P2P Lending. “Salah satunya bagaimana mendapatkan pengguna, yaitu pemberi dan penerima pinjaman, bagaimana mendapatkan investasi dari modal ventura dan juga bagaimana menjaga risiko kredit macetnya tetap rendah,” ungkap Ivan.
Hingga kuartal pertama tahun 2023 Akseleran sudah menyalurkan total pendanaan kumulatif sebesar hampir Rp7,5 triliun, prestasi yang hebat dari bulan pertama berdiri yang hanya menyalurkan Rp2 miliar pinjaman per bulan namun sekarang sudah bisa menyalurkan pendanaan per bulannya sampai sebesar hampir Rp350 miliar.
Saat ini Akseleran telah didukung oleh beberapa venture capital firm yang secara total telah berinvestasi hampir sebesar US$15 juta. Sebelum beroperasi, di Agustus 2017 Akseleran mendapat investasi seed round sebesar sekitar US$300 ribu, kemudian dalam setahun kembali berhasil mendapatkan investasi tambahan pre-series A round sekitar USD1,85 juta.
Dana investasi yang besar mulai berdatangan pada tahun 2019 yaitu sebesar USD8,5 juta dari beberapa venture capital firm yang besar seperti Beenext, Central Capital Ventura (venture capital milik BCA), Access Ventures dan Agaeti Venture Capital.
“Untuk mendapatkan dana investasi yang besar dari modal ventura tersebut tidak mudah. Itu terjadi setelah product-market fit kami terbukti, yaitu melalui jumlah penyaluran pinjaman yang terus meningkat dan tingkat NPL atau risiko kredit Akseleran yang tetap terjaga rendah,” terang Ivan.
Ivan mengungkapkan, penyaluran pinjaman paling besar dilakukan Akseleran melalui pendanaan UKM, dimana sudah sekitar 5.000-an UKM di Indonesia yang dilayani dengan produk pinjaman berbasis cashflow seperti invoice financing dan PO financing.
Produk andalan Akseleran yang berbasis invoice financing telah memberikan kemudahan akses pembiayaan bagi UKM yang umumnya selama ini harus menjaminkan aset tetapnya untuk mendapatkan pinjaman. Melalui invoice financing, pelaku usaha tidak perlu menjaminkan aset tetapnya, melainkan cukup menggunakan tagihan invoice atau POnya sebagai dasar pengajuan pinjaman.
Saat ini, Akseleran memberikan akses pendanaan modal usaha hingga Rp2 miliar dengan hanya menunjukkan invoice atau PO (dokumen pemesanan barang atau jasa) selain laporan keuangan atau rekening koran UKM tersebut tanpa mengagunkan tanah dan bangunan.
Terkait kinerja keuangan, Ivan sampaikan Akseleran sudah very close to profitability, dimana secara bisnis P2P Lending tahun 2022 sudah beberapa bulan mengalami cash flow positif dan secara holding ada 2 bulan yang positif.
Akseleran optimistis tahun 2023 secara tahunan akan memiliki laporan keuangan yang positif apalagi perusahan berencana akan menambah lini bisnisnya, yaitu mengakuisisi perusahaan multifinance dengan tujuan dapat memberikan pembiayaan modal usaha di atas Rp10 miliar.
“Untuk mencapai kinerja keuangan yang sehat tersebut, Akseleran menjaga NPL yang rendah. Akseleran bisa dikatakan memiliki salah satu rasio kredit macet terendah di industri P2P Lending Indonesia, dimana NPL outstanding Akseleran berada di kisaran 0,4% – 0,5%, jauh di bawah rata-rata industri,” tambah Ivan.