(Vibibznews – IDX Stocks) – Perkebunan Nusantara III (PTPN III) tengah merampungkan proses merger 4 anak usaha perkebunan menjadi PalmCo dan dijadwalkan akan selesai pada bulan Juni ini.
PalmCo juga direncanakan untuk melantai di BEI pada akhir 2023, dengan target dana yang akan diraup sebesar Rp10 triliun.
Direktur Utama PalmCo, Mohammad Abdul Ghani mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah menunggu persetujuan dari pihak kreditur untuk dapat melangsungkan IPO.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, 13 PT Perkebunan Nusantara segera digabungkan menjadi subholding sawit dan subholding pengelola aset perkebunan unggul, strategi ini merupakan bagian dari transformasi menyeluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan.
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII akan bergabung ke dalam PTPN IV atau nantinya dikenal sebagai Sub Holding PalmCo. Sedangkan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV akan bergabung ke dalam PTPN I atau nantinya dikenal sebagai Sub Holding SupportingCo.
Rencana penggabungan sejalan dengan rencana strategis pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan ketahanan pangan, juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi dan industrialisasi CPO kelapa sawit, serta untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri.
Sub Holding PalmCo ini menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit, termasuk hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati dan minyak goreng, demikian pernyataan Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Muhammad Abdul Ghani, Selasa (21/3/2023) yang lalu.
Selain itu, PalmCo berencana akan membangun industri hilir biodiesel dengan kapasitas 450.000 ton RBDPO/tahun pada tahun 2025 sebagai bentuk peran serta dalam program B30 dan rencana program B40, pembangunan pabrik Bio CNG pada 6 Unit PKS yang berada didalam PalmCo sampai tahun 2024 melalui Kerjasama kemitraan dan melakukan program peremajaan sawit rakyat seluas 60.000 ha sampai dengan tahun 2026.
Sedangkan SupportingCo, akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan serta bentuk diversifikasi usaha lainnya yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, seperti green business.
Selasti Panjaitan/Vibiznews/Head of Wealth Planning