(Vibiznews – Economy & Business) – Perekonomian Indonesia tumbuh positif, hal ini dapat dicermati dari laporan uang beredar Bank Indonesia bulan Mei 2023.
Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2023 tumbuh meningkat.
Posisi M2 pada Mei 2023 tercatat sebesar Rp8.332,3 triliun atau tumbuh 6,1% (yoy). Lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,6% (yoy). Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 9,9% (yoy).
Faktor-faktor yang memengaruhi uang beredar
Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada Mei 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit pada Mei 2023 tumbuh lebih tinggi sebesar 9,4% (yoy), sejalan dengan perkembangan penyaluran kredit produktif dan konsumtif. Setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 8,1% (yoy).
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih pada Mei 2023 tumbuh sebesar 9,2% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 11,0% (yoy). Hal ini seiring dengan perkembangan cadangan devisa.
Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada Pempus terkontraksi sebesar 19,8% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 25,3% (yoy) pada April 2023. Hal itu didorong oleh kewajiban sistem moneter kepada Pempus yang tumbuh sebesar 31,4% (yoy) pada Mei 2023. Setelah bulan sebelumnya tumbuh 41,2% (yoy), terutama dalam bentuk simpanan.
Perkembangan Dana Pihak Ketiga
Penghimpunan DPK pada Mei 2023 tercatat Rp 7.765,7 triliun atau tumbuh 6,9% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,0% (yoy) (Tabel 3). Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi (11,3%,yoy) dan perorangan (3,5%, yoy)(Tabel 4).
Pada Mei 2023, giro tercatat tumbuh sebesar 10,0%(yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 14,8% (yoy). Di sisi lain, tabungan tumbuh sebesar 2,9 % (yoy), setelah tumbuh 2,6% (yoy) pada April 2023. Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 8,2% (yoy), setelah tumbuh 5,5% pada bulan sebelumnya.
Perkembangan Kredit
Kredit yang disalurkan oleh perbankan tumbuh positif pada Mei 2023. Penyaluran kredit pada Mei 2023 tercatat sebesar Rp 6.561,2, Triliun, atau tumbuh 9,4% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 8,1% (yoy).
Perkembangan tersebut sejalan dengan laju penyaluran kredit pada golongan debitur perorangan (9,7%, yoy) dan debitur korporasi (9,0%, yoy) (Tabel 5)
Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan penyaluran kredit pada Mei 2023, terutama disebabkan oleh perkembangan Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi (Grafik 4)
Kredit Modal Kerja (KMK) tumbuh 8,0% (yoy) pada Mei 2023, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 7,1% (yoy). Perkembangan KMK bersumber dari sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan yang tumbuh 28,1% (yoy) pada bulan laporan. Setelah tumbuh 25,8%(yoy) pada April 2023.pergerakan KMK Industri Pengolahan yang tumbuh 2,9% (yoy) pada bulan laporan, setelah tumbuh 4,7% pada bulan Maret 2023.
Kredit Investasi (KI) pada Mei 2023 tumbuh 11,6% (yoy), setelah tumbuh 9,1% pada bulan sebelumnya. Terutama bersumber dari Sektor Industri Pengolahan serta sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan (Tabel 6).
Kredit Konsumsi (KK) tumbuh 9,7% (yoy) pada Mei 2023, setelah tumbuh 8,8% (yoy) pada bulan sebelumnya. Terutama didorong oleh perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multi Guna.
Analis Vibiz Research Center melihat bahwa uang beredar tetap tumbuh positif pada Triwulan II 2023 dan ke depannya. Meskipun pertumbuhan DPK mengalami penurunan 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya namun pertumbuhan kredit mengalami peningkatan 1,3% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Berdasarkan Hasil Survei Perbankan Mei 2023, diprakirakan penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan pada triwulan II 2023 meningkat. Hal ini terindikasi dari nilai SBT perkiraan penyaluran kredit baru Mei 2023 sebesar 96,4%. Ini meningkat dari 55,9% pada triwulan I 2023, kecuali Bank Umum Syariah. Peningkatan penyaluran kredit baru pada Mei 2023 diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting