(Vibiznews – Forex) Poundsterling Inggris secara mingguan melemah pada akhir Juni, setelah mencapai tertinggi 14 bulan di $1,2848 pada 16 Juni, didorong oleh kekhawatiran investor mengenai potensi terjadinya resesi menyusul pengetatan kebijakan agresif Bank of England dalam beberapa bulan terakhir.
Pasangan mata uang EUR/USD ditutup naik 0,69% pada 1.2698.
Secara mingguan turun tipis 0,1%.
Pada bulan Juni melonjak hampir 2%.
Secara kuartalan naik 2%.
Selama Semester pertama melonjak 6%.
Gubernur Andrew Bailey menyatakan bahwa kenaikan suku bunga baru-baru ini merupakan cerminan dari ketahanan ekonomi dan inflasi yang tak terduga, mempertahankan sikap hawkish.
Pada bulan Juni, pembuat kebijakan Inggris memberikan kenaikan suku bunga 50 bps yang lebih besar dari perkiraan dan menyatakan komitmen mereka untuk langkah-langkah pengetatan lebih lanjut setelah data mengungkapkan bahwa inflasi tetap tinggi di bulan Mei.
Investor sekarang mengantisipasi bahwa suku bunga utama akan mencapai puncaknya pada 6,1% pada Februari 2024.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, Poundsterling akan mencermati pergerakan dolar AS, dimana jika data ISM Manufacturing PMI Juni terealisir naik dan menguatkan dolar AS, maka akan dapat menekan mata uang Poundsterling.