Pasar Keuangan Tertekan, Sentimen the Fed Hawkish — Domestic Market Outlook, 2-6 October 2023

757
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan serempak dalam tekanan, dengan rupiah masuk ke posisi 8,5 bulan terendahnya.
  • Pasar dipengaruhi sentimen negatif global oleh kebijakan the Fed yang tetap hawkish lebih lama.
  • Capital outflow masih berlanjut dalam sepekan, sekitar Rp7,8 triliun.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang ini adalah rilis inflasi IHK pada Senin, dan posisi cadangan devisa pada Jumat mendatang.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 2-6 October 2023.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau balik terkoreksi dan sempat berada di sekitar 2 minggu terendahnya lalu bangkit, ditekan oleh sentimen negatif bursa regional global di tengah perkiraan the Fed masih hawkish lebih lama. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya bias melemah. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 1,10%, atau 76,952 poin, ke level 6.939,892. Untuk minggu berikutnya (2-6 Oktober 2023), IHSG kemungkinan masih tertekan di awal pekan dan kemudian berupaya menanjak mengejar gap loss sebelumnya, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.046 dan 7.090. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.901, dan bila tembus ke level 6.869.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terkoreksi lagi di pekan keempatnya, di sekitar area 8,5 bulan terendahnya, di tengah bullish dollar oleh the Fed yang hawkish untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, ditambah capital outflow di pasar SBN sekitar Rp7,9 triliun, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,82% ke level Rp 15.476. Sementara, dollar global terpantau lanjut rally 11 minggu ke level tertingginya tahun ini. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan uptrend dengan koreksi, atau kemungkinan rupiah akan ada rebound pendek, dalam range antara resistance di level Rp15.598 dan Rp15.655, sementara support di level Rp15.369 dan Rp15.325.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir melemah secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yield obligasi dan berakhir ke 6,91% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury rally di pekan keempatnya dan mencapai 15 tahun tertingginya.

===

Bank Indonesia melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2023 tumbuh positif. Posisi M2 pada Agustus 2023 tercatat sebesar Rp8.363,2 triliun atau tumbuh 5,9% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,4% (yoy).

Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 8,4% (yoy). Perkembangan M2 pada Agustus 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit.

Berdasarkan data transaksi 25 – 27 September 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp7,77 triliun terdiri dari jual neto Rp7,86 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,07 triliun di pasar saham dan beli neto Rp2,16 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

 

Pasar yang terus bergejolak belakangan ini membuat banyak forum diskusi di antara kalangan investor digiatkan. “Pasar jelasnya mau ke mana?” begitu yang sering jadi topik hangat diskusi. Bukan hanya oleh faktor ekonomi, tetapi faktor geopolitik kawasan ternyata dapat memengaruhi gerakkan pasar. Memang benar hanya si “pasar” sendiri yang tahu pergerakan pasar. Namun demikian, perilaku pasar harusnya dapat dipelajari juga, bukan? Bagi mereka yang telah lama berpengalaman merasakan denyut naik turunnya pasar, biasanya akan cukup bijak untuk melihat pasar dari sudut “bird-eye view”.

Vibiznews.com pastinya punya kapabilitas itu sebagai media spesialisasi investasi yang berpengalaman. Mari bersama kami memanfaatkan gerak pasar dan jadilah investor yang ‘profitable’. Terima kasih pembaca karena telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting