(Vibiznews – Commodity) Harga gula di bursa komoditi berjangka New York pada hari Selasa ditutup sedikit lebih rendah, terbebani oleh peningkatan produksi gula di Brasil.
Harga gula kontrak bulan Maret 2024 berakhir turun 0,48% pada 27,05.
Unica pada hari Selasa melaporkan bahwa produksi gula Brasil Tengah-Selatan pada paruh kedua bulan September naik +98% y/y menjadi 3.364 MMT, dan produksi gula pada tahun panen 2023/24 hingga September naik +23.8% y/y menjadi 32.615 MMT . Selain itu, 49,54% tebu yang dihancurkan digunakan untuk produksi gula tahun ini, meningkat dari 45,46% tahun lalu.
Selama sebulan terakhir, harga gula telah meningkat tajam, dengan gula di NY pada tanggal 19 September mencatatkan harga tertinggi dalam 12 tahun dan gula di London pada tanggal 14 September mencatat harga tertinggi dalam 12 tahun, di tengah kekhawatiran mengenai produksi gula global yang lebih kecil. Pada tanggal 5 September, Alvean, pedagang gula terbesar di dunia, mengatakan pihaknya memperkirakan defisit gula global pada tahun 2023/24 sebesar -5,4 MMT, yang merupakan tahun keenam kelangkaan gula, karena India mungkin membatasi ekspor gula dan petani Thailand menanam singkong yang lebih menguntungkan dibandingkan tebu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kopi gula akan mencermati produksi gula di Brasil dan pergerakan dolar AS yang dapat bergerak lemah jika data PPI AS bulan September terealisir turun. Jika dolar AS lemah akan menguatkan harga gula. Harga kopi Arabika diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 26,82-26,58. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 27,38-27,73.



