(Vibiznews – Commodity) Harga minyak berakhir datar pada hari Selasa menantikan upaya diplomatik AS dan perjalanan Presiden Joe Biden ke Israel apakah dapat meredakan ketegangan konflik di Timur Tengah.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS kontrak bulan November berakhir tidk berubah $86,66.
Minyak mentah berjangka Brent kontrak Desember naik 0,28% menjadi $89,90 per barel.
Harga minyak turun di awal sesi ketika Ketua Fed Bank Sentral Richmond Thomas Barkin mengatakan bahwa biaya pinjaman jangka panjang AS yang lebih tinggi memberikan tekanan pada permintaan namun tidak jelas bagaimana hal ini akan mempengaruhi keputusan suku bunga bank sentral dalam tiga minggu.
Kenaikan suku bunga untuk mengendalikan inflasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Kedua harga minyak acuan tersebut menguat pekan lalu di tengah kekhawatiran bahwa konflik Israel-Hamas dapat meluas ke wilayah penghasil minyak. Patokan global Brent naik 7,5%, kenaikan mingguan terbesar sejak Februari.
Memberikan dukungan terhadap harga, penjualan ritel AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan September karena rumah tangga meningkatkan pembelian kendaraan bermotor dan menghabiskan lebih banyak uang di restoran dan bar.
Membebani harga dengan kemungkinan peningkatan pasokan, pemerintah dan oposisi Venezuela akan melanjutkan perundingan yang telah lama tertunda pada hari Selasa, yang dapat menyebabkan pelonggaran sanksi oleh Washington, kata berbagai sumber.
Sejak tahun 2019, AS telah menjatuhkan sanksi terhadap ekspor minyak dari Venezuela, yang merupakan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Pemerintah AS telah mencari cara untuk meningkatkan aliran minyak ke pasar dunia untuk mengurangi harga yang tinggi. Namun peningkatan produksi minyak riil di Venezuela akan memakan waktu karena kurangnya investasi.
CEO Saudi Aramco Amin Nasser mengatakan perusahaan minyak terbesar di dunia dapat meningkatkan produksinya dalam beberapa minggu jika diperlukan.
Nasser mengatakan permintaan minyak global akan meningkat menjadi 103 juta barel per hari (bph) pada paruh kedua tahun ini sementara kapasitas cadangan perusahaan adalah 3 juta barel per hari.
OPEC+, yang terdiri dari negara-negara OPEC dan sekutu utamanya termasuk Rusia, telah memangkas produksi sejak tahun lalu sebagai tindakan pencegahan untuk menjaga stabilitas pasar.
Pasar minyak juga menunggu arahan dari data mingguan persediaan minyak AS dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, pada pukul 16:30, diikuti oleh data pemerintah pada hari Rabu.
Tujuh analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun 300.000 barel dalam sepekan hingga 13 Oktober.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak akan mencermati data pasokan minyak mentah mingguan yang akann dirilis oleh API dan EIA yang jika terealisir turun akan menguatkan harga minyak dan sebaliknya. Harga minyak WTI diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $87,69-$88,25. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $86,25-$85,53.



