(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 16 – 20 Oktober 2023
Pada akhir hari Kamis, 19 Oktober 2023
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.810 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,86%.
3. DXY melemah ke level 106,25.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 4,990%.
Pada pagi hari Jumat, 20 Oktober 2023
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.845 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik ke 7,07%.
Aliran Modal Asing (Minggu III Oktober 2023)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 19 Oktober 2023 sebesar 100,83 bps, naik dibandingkan per 13 Oktober 2023 sebesar 95,48 bps.
2. Berdasarkan data transaksi 16 – 19 Oktober 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp5,36 triliun. Terdiri dari jual neto Rp3,45 triliun di pasar SBN, jual neto Rp3,01 triliun di pasar saham. Dan beli neto Rp1,10 triliun di SRBI.
3. Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 19 Oktober 2023, nonresiden beli neto Rp51,45 triliun di pasar SBN. Jual neto Rp7,26 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp11,06 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting