(Vibiznews – Commodity) Harga kopi Arabika di bursa komoditi berjangka New York berakhir anjlok pada hari Rabu terpicu profit taking setelah reli tajam yang terlihat dalam dua minggu terakhir.
Harga kopi Arabika kontrak bulan Desember ditutup merosot tajam 3,48% pada 162,30.
Menyusutnya persediaan kopi mendukung harga kopi karena persediaan kopi arabika yang dipantau ICE pada hari Selasa turun ke level terendah dalam 11-1/2 bulan di 410,171 kantong. Selain itu, persediaan kopi Robusta yang dipantau ICE berada tepat di atas rekor terendah sebanyak 3.374 lot yang tercatat pada 31 Agustus.
Pasokan kopi global menyusut setelah Organisasi Kopi Internasional (ICO) pada tanggal 14 September melaporkan bahwa ekspor kopi global selama Oktober-Jul turun -5,7% y/y menjadi 103,736 juta kantong. Selain itu, Federasi Petani Kopi Kolombia melaporkan pada tanggal 9 Agustus bahwa ekspor kopi Kolombia pada bulan Juli turun -17% y/y menjadi 846.000 kantong. Kolombia adalah produsen biji kopi arabika terbesar kedua di dunia. Namun, Honduras, negara penghasil kopi terbesar di Amerika Tengah, melaporkan pada tanggal 31 Juli bahwa ekspor kopinya naik +63% y/y di bulan Juli menjadi 828,499 kantong.
Terpantau harga kopi Arabika bergerak turun 0,31% pada 161,80, tertekan penguatan dolar AS yang menekan harga komoditas seperti kopi Arabika.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kopi dapat tertekan jika penguatan dolar AS terus berlanjut. Harga kopi diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 161,22-160,99. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 162,52-163,10.



