(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 30 Oktober – 3 November 2023
Pada akhir hari Kamis, 2 November 2023
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.850 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 7,05%.
3. DXY[1] melemah ke level 106,12.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 4,659%.
Pada pagi hari Jumat, 3 November 2023
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.825 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,94%.
Aliran Modal Asing (Minggu I November 2023)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 2 November 2023 sebesar 86,10 bps, turun dibandingkan per 27 Oktober 2023 sebesar 100,32 bps.
2. Berdasarkan data transaksi 30 Oktober – 2 November 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp2,83 triliun. Terdiri dari beli neto Rp4,07 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,84 triliun di pasar saham. Dan beli neto Rp1,61 triliun di SRBI.
3. Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 2 November 2023, nonresiden beli neto Rp53,43 triliun di pasar SBN. Jual neto Rp15,02 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp14,59 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting