Pasar Keuangan Rebound Kuat, Sentimen Positif Eksternal — Domestic Market Outlook, 6-10 November 2023

813
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan domestik serempak rebound secara signifikan ditopang sentimen positif pasar global dan regional bahwa the Fed akan berhenti menaikkan suku bunganya di tahun ini.
  • Rupiah bangkit ke 2 minggu tertingginya dari posisi 43 bulan terendahnya, sedangkan IHSG mencapai di seminggu terkuatnya dari level 4,5 bulan terendahnya.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang ini adalah rilis pertumbuhan PDB Indonesia pada hari Senin, cadangan devisa pada Selasa, dan penjualan retail pada Kamis nanti.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 6-10 November 2023.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau rebound, bangkit dari level 4,5 bulan terendahnya lompat ke 1 minggu lebih terkuatnya, di tengah sentimen positif bursa global bahwa the Fed akan berhenti menaikkan suku bunganya tahun ini, serta aksi beli investor pada level oversold. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya bias menguat. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,44%, atau 30,057 poin, ke level 6.788,850. Untuk minggu berikutnya (6-10 November 2023), IHSG kemungkinan akan berupaya lanjutkan rebound-nya, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.836 dan 6.961. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.640, dan bila tembus ke level 6.622.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu rebound tajam dari bearish 8 minggunya, bangkit dari level 43 bulan terendahnya, di antara koreksi dollar global oleh estimasi berhentinya kenaikan bunga the Fed, turunnya yields Treasury, serta capital inflow di pasar SBN sekitar Rp4,1 triliun, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat signifikan 1,52% ke level Rp 15.660. Sementara, dollar global tergelincir kuat pekan ini. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan masih akan terkoreksi, atau kemungkinan rupiah lanjutkan prospek penguatan secara bertahap, dalam range antara resistance di level Rp15.880 dan Rp15.968, sementara support di level Rp15.682 dan Rp15.575.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yield obligasi dan berakhir ke 6,878% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terkoreksi signifikan di pekan keduanya dari puncak 16 tahun tertingginya.

===

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) triwulan III – 2023 tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global. Perkembangan ini didukung oleh kondisi perekonomian dan sistem keuangan domestik yang resilien serta koordinasi dan sinergi KSSK yang terus diperkuat.

Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Rapat Berkala KSSK IV – 2023 pada Senin (30/10) berkomitmen untuk melanjutkan penguatan koordinasi dan sinergi, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan risiko global ke depan, termasuk rambatannya pada perekonomian dan sektor keuangan domestik.

Bank Indonesia menyatakan bahwa inflasi pada Oktober 2023 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober 2023 tercatat sebesar 0,17% (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 2,56% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5%±1% pada 2024.

Berdasarkan data transaksi 30 Oktober – 2 November 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp2,83 triliun terdiri dari beli neto Rp4,07 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,84 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,61 triliun di SRBI.

===

 

Di antara beragam ancaman risiko secara global dewasa ini, termasuk perang di kawasan Timur Tengah yang memanas, bisa terdapat pasar aset investasi yang cenderung rally, misalnya emas yang menanjak sejak situasi pecah perang. Itu sebabnya kalau ingin sukses di dunia investasi, jangan takut risiko. Risiko sudah jadi bagian inherent dari transaksi investasi, seperti dua sisi mata uang antara risk dan gain. Risiko tinggal dikelola.

Kalau itu dirasa sulit, vibiznews.com adalah teman pendamping untuk keputusan investasi, baik dalam rangka risk mangement maupun dalam profit taking. Memang kami hadir untuk sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting