(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 6 – 10 November 2023
Akhir hari Kamis, 9 November 2023
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.650 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,80%.
3. DXY[1] menguat ke 105,91.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 4,624%
Pada pagi hari Jumat, 10 November 2023
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.670 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik ke 6.81%.
Lihat : Rupiah Jumat Ditutup Menguat ke Rp 15.685/USD
Aliran Modal Asing (Minggu II November 2023)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 9 November 2023 sebesar 83,78 bps relatif stabil dibandingkan per 3 November 2023 sebesar 83,83 bps.
2. Berdasarkan data transaksi 6 – 9 November 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp1,27 triliun (jual neto Rp1,59 triliun di pasar SBN. Jual neto Rp1,35 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,66 triliun di SRBI).
3. Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 9 November 2023, nonresiden beli neto Rp57,55 triliun di pasar SBN. Terdiri dari jual neto Rp15,97 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp19,28 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting