(Vibiznews – Property) – Salah satu emiten anak usaha Adhi Karya yang bergerak di bidang pengembangan properti, yakni Adhi Commuter Properti (ADCP) dikabarkan akan menawarkan surat utang sejumlah Rp499,9 miliar. Obligasi tersebut akan disampaikan dalam dua seri. Pertama seri A yang berdurasi tiga tahun, serta seri B yang berjangka 5 tahun.
Dana hasil penawaran umum obligasi, setelah dikurangi komisi-komisi, biaya-biaya, dan pengeluaran-pengeluaran sehubungan dengan emisi, akan digunakan perseroan sekitar 50% untuk pembayaran seluruh pokok pinjaman perseroan dengan rincian: pembayaran fasilitas kredit modal kerja Rp350 miliar dengan tingkat suku bunga 9% per tahun, yang berasal dari Bank Tabungan Negara (BBTN) dengan tenor 36 bulan sampai 2026. Saldo utang untuk KMK tersebut sekitar Rp250 miliar.
Berikutnya, sekitar 50% dana masuk (net) akan digunakan untuk pengembangan kawasan LRT City Tebet, dan LRT City Cibubur yang sedang dikembangkan perseroan. Tepatnya, untuk pengembangan kawasan LRT CITY Tebet berupa pembangunan apartemen Tower 1 yaitu, podium, fasilitas pendukung apartemen dan unit apartemen. Selanjutnya, untuk pengembangan kawasan LRT CITY Cibubur berupa pembangunan apartemen Tower 1 berupa podium, fasilitas pendukung apartemen dan unit apartemen.
Kontraktornya adalah Adhi Persada Gedung dengan paket pekerjaan jasa konstruksi struktur, dan plumbing proyek LRT CITY Tebet sebagaimana diubah dengan perjanjian addendum I perjanjian kerja paket pekerjaan jasa konstruksi struktur Tower I proyek LRT CITY Tebet.
Bunga obligasi senilai Rp499,9 miliar ini akan dibayarkan setiap tiga bulan sejak tanggal emisi, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi. Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 8 Maret 2024.
Sedang pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masing-masing pada 8 Desember 2026 untuk obligasi seri A, dan pada 8 Desember 2028 untuk obligasi Seri B.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan harga saham ADCP sedang berada di sekitar level terendahnya di harga Rp53 per lembar sahamnya. Sementara pada Maret sampai ke Oktober lalu secara umum berkisar Rp57 – Rp63, sedangkan di awal tahun berada di level Rp67.
Perseroan tampaknya perlu membuat terobosan yang cukup signifikan sehingga mengangkat naik penjualan produk LRT City dan reputasi perusahaan, yang ujungnya menaikkan kembali minat publik pada saham ADCP. Mungkin, penerbitan obligasi ini dapat menjadi sumber dana pemicu minat investor selanjutnya.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting