(Vibiznews – Commodity) Harga gula di bursa komoditi berjangka New York berakhir naik pada hari Senin terpicu kekhawatiran pengetatan pasokan gula global.
Harga gula kontrak bulan Maret 2024 ditutup naik 1,40% pada 27,56.
Pada tanggal 7 November, gula melonjak ke level tertinggi dalam 12 tahun karena prospek pasokan gula global yang lebih ketat. Kemacetan di pelabuhan Brasil membatasi ekspor gula karena laporan dari Green Pool Commodity Specialists mengatakan ekspor gula Brasil pada bulan Oktober turun -10% dari bulan September.
Prospek berkurangnya ekspor gula dari Thailand mendukung harga gula. Pada tanggal 31 Oktober, wakil menteri perdagangan Thailand mengatakan negaranya akan mengkategorikan gula sebagai komoditas yang dikendalikan untuk mengendalikan inflasi dan menjaga keamanan pangan, yang berarti bahwa panel peraturan akan diperlukan untuk menyetujui ekspor gula Thailand sebanyak satu ton atau lebih. Pada tanggal 1 November, Thai Sugar Millers Corp memproyeksikan bahwa produksi gula Thailand pada tahun 2023/24 akan turun sebesar -36% y/y ke level terendah dalam 17 tahun sebesar 7 MMT karena kekeringan yang parah. Sepanjang tahun ini, curah hujan di Thailand jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan permulaan sistem cuaca El Nino dapat semakin mengurangi curah hujan selama dua tahun ke depan. Thailand adalah produsen gula terbesar ketiga di dunia dan eksportir gula terbesar kedua.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga gula dapat bergerak naik terpicu pengetatan pasokan gula global. Juga akan mencermati risalah pertemuan The Fed yang jika memperkuat sentimen The Fed menghentikan kenaikan suku bunga selanjutnya, akan menekan dolar AS dan menguatkan harga gula. Harga gula diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 27,75-27,94. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 27,22-26,88.