(Vibiznews – Commodity) Harga kopi arabika di bursa komoditi berjangka New York ditutup turun pada hari Selasa setelah Dinas Pertanian Luar Negeri (FAS) USDA memperkirakan bahwa produksi arabika Brasil pada tahun 2023/24 akan naik +12,8% y/y menjadi 44,9 juta kantong karena hasil panen yang lebih tinggi dan peningkatan areal tanam. FAS USDA juga memperkirakan bahwa produksi kopi pada tahun 2023/24 di Kolombia, produsen arabika terbesar kedua di dunia, akan naik +7,5% y/y menjadi 11,5 juta kantong.
Harga kopi arabika kontrak bulan Desember 2023 ditutup turun 0,76% pada 176,55.
Kamis lalu, kopi arabika naik ke level tertinggi dalam 5 bulan, karena menyusutnya persediaan kopi ICE. Persediaan kopi arabika yang dipantau ICE pada Kamis lalu turun ke level terendah dalam 24 tahun yaitu 289.699 kantong.
Curah hujan di bawah normal di Brasil dapat membatasi hasil kopi dan mendukung harga. Somar Meteorologia melaporkan pada hari Senin bahwa wilayah Minas Gerais di Brasil menerima curah hujan 5,9 mm dalam seminggu terakhir, atau 12% dari rata-rata historis. Minas Gerais menyumbang sekitar 30% tanaman arabika Brasil.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kopi arabika akan mencermati perkembangan produksi dan pasokan, yang jika meningkat akan menekan harga kopi arabika dan sebaliknya jika menurun akan menguatkan harga kopi arabika. Cuaca panas yang diperkirakan terjadi minggu ini akan dapat menekan produksi tanaman dan dapat menguatkan harga kopi arabika. Harga kopi arabika diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 175,10-173,65. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 177,95-179,35.



