Harga Minyak Akhir Pekan Berakhir Turun Tipis; Secara Mingguan Masih Positif

291
harga minyak mentah

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berakhir dengan kerugian kecil setelah sesi yang tidak menentu pada akhr pekan hari Jumat, karena para pedagang mencoba untuk merekonsiliasi sinyal beragam untuk permintaan minyak di tahun mendatang.

Minyak mentah berjangka WTI AS berakhir turun 15 sen, atau 0,21%, pada $71,43. Untuk minggu ini harga minyak WTI masih positif, naik 0,28%.

Minyak mentah berjangka Brent turun 6 sen, atau 0,08%, menjadi $76,55 per barel.

Pasar anjlok di awal sesi setelah survei manufaktur Federal Reserve Bank di New York menunjukkan penurunan pesanan baru selama tiga bulan, yang bisa menjadi tanda melemahnya permintaan minyak di tahun mendatang.

Pedagang juga terguncang oleh komentar Presiden Bank Sentral New York John Williams pada hari Jumat yang meredakan harapan penurunan suku bunga di tahun mendatang.

“Kami tidak benar-benar membicarakan penurunan suku bunga saat ini,” kata Williams. Terkait pertanyaan mengenai penurunan suku bunga, “Saya pikir masih terlalu dini untuk memikirkan hal tersebut” pada saat ini, katanya.

Pada hari Kamis, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kenaikan suku bunga yang dimaksudkan untuk mengekang inflasi kemungkinan besar akan berakhir, namun tetap membuka kemungkinan kenaikan lebih lanjut.

Konsumsi minyak dunia akan meningkat sebesar 1,1 juta barel per hari (bph) pada tahun 2024, kata IEA dalam laporan bulanannya.

Meskipun peningkatan tersebut sebesar 130.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya, perkiraan tersebut kurang dari setengah perkiraan permintaan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sebesar 2,25 juta barel per hari.

OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, pada akhir November menyetujui pemotongan sukarela sekitar 2,2 juta barel per hari yang berlangsung sepanjang kuartal pertama.

Sinyal bullish lainnya untuk pasar minyak pada hari Jumat adalah lebih rendahnya jumlah kilang pengeboran dari perusahaan teknologi energi Baker Hughes.

Jumlah kilang minyak dan gas, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, turun 3 rig menjadi 623 rig dalam sepekan hingga 15 Desember.

Baker Hughes mengatakan jumlah rig minyak AS turun 2 menjadi 501 pada minggu ini, sementara rig gas tidak berubah pada 119.

Hal ini membuat jumlah rig turun dari angka tertinggi pascapandemi sebesar 784 pada Desember 2022 karena penurunan harga minyak dan gas.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak akan mencermati pergerakan dolar AS yang jika bergerak naik akan dapat menekan harga minyak. Harga minyak AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $70,41-$69,40. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $72,33-$73,24.