(Vibiznews – Commodity) Harga kakao di bursa komoditi berjangka New York secara mingguan naik terdukung penurunan pasokan kakao di Pantai Gading.
Pada minggu lalu, harga kakao sebagian besar naik terdukung penurunan pasokan di Pantai Gading.
Pada hari Senin, Selasa, Rabu dan Jumat minggu lalu, sentimen penurunan produksi kakao di Pantai Gading menguatkan harga kakao.
Pasokan kakao yang ketat dari Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia, mendukung harga setelah data pemerintah Pantai Gading pada hari Senin menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirimkan 671,544 MT kakao ke pelabuhan dari 1 Oktober-17 Desember, turun -33% dari periode yang sama. waktu tahun lalu.
Harga kakao hanya turun pada hari Kamis terpicu profit taking setelah harga kakao kontrak bulan Maret 2024 membukukan kontrak tertinggi pada minggu ini karena kekhawatiran pasokan kakao mendukung harga.
Secara mingguan harga kakao kontrak bulan Maret 2024 naik 1,58% pada posisi 4.311.
Untuk minggu ini, harga kakao akan mencermati beberapa sentimen berikut ini:
Penurunan pasokan kakao secara global.
Pasokan kakao yang ketat dari Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia, mendukung harga setelah data pemerintah Pantai Gading pada hari Senin menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirimkan 671,544 MT kakao ke pelabuhan dari 1 Oktober-17 Desember, turun -33% dari periode yang sama. waktu tahun lalu.
Prospek terbatasnya pasokan kakao menjadi faktor penentu harga. Pada tanggal 1 Desember, regulator Pantai Gading menghentikan penjualan ke depan untuk pertengahan musim tanam Pantai Gading 2023-24, yang dimulai pada tanggal 1 April 2024, sehingga perkiraan produksi nasional dapat ditinjau kembali. Penghentian ini menambah kekacauan pasokan kakao di wilayah tersebut, dan dampaknya bisa berlipat ganda jika penghentian ini diperpanjang hingga musim berikutnya.
Selain itu, sisi bullishnya adalah persediaan kakao yang disimpan di pelabuhan AS yang dipantau oleh ICE terus menurun sejak bulan Juni dan mencatat level terendah dalam 2,5 tahun pada hari Senin.
Hal positif lainnya untuk kakao adalah proyeksi dari Rabobank pada tanggal 6 Desember mengenai defisit kakao global pada tahun 2023/24 sebesar -160.000 MT karena penurunan produksi di Pantai Gading dan Ghana.
Pergerakan dolar AS
Melemahnya tekanan inflasi AS setelah data PCE Price Index November akhir minggu lalu, memicu harapan The Fed akan menurunkan suku bunganya pada tahun 2024. Sentimen ini memicu tekanan terhadap dolar AS dan dapat memberikan dukungan harga bagi harga komoditas.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kakao akan mencermati perkembangan persediaan kakao baik di Pantau Gading maupun global, yang jika terus menurun, akan menguatkan harga kakao. Juga jika dolar AS bergerak lemah dengan ekspektasi penurunan suku bunga tahun 2024, akan dapat menguatkan harga kakao. Namun perlu dicermati upaya profit taking setelah harga kakao menguat. Harga kakao diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 4.332-4.354. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 4.282-4.254.