(Vibiznews – Banking & Insurance) – Transaksi menggunakan uang elektronik semakin diminati masyarakat. Sebagai informasi, penggunaan uang elektronik menunjukkan tren yang positif di tahun 2023.
Hal ini tercermin dari data Bank Indonesia (BI) yang mencatat nilai transaksi belanja melalui uang elektronik (UE) pada Oktober 2023 mencapai Rp 41,71 triliun. Atau meningkat 17,67% (yoy). Sehingga pencapaian setahun sampai akhir Oktober 2023 mencapai Rp 166,60 triliun.
Sejalan dengan itu, sejumlah perbankan tanah air juga mencatatkan pertumbuhan nilai transaksi uang elektronik di tahun lalu. Ada beberapa bank papan atas yang mengalami kenaikan transaksi menggunakan uang elektronik.
Ada 2 bank besar yang kami amati mengalami kenaikan transaksi uang elektroniknya.
1. Bank Mandiri Tbk (BMRI), sepanjang tahun 2023 mencatat penggunaan transaksi e-money mengalami kenaikan sebesar 10% YoY dari tahun sebelumnya. Atau tembus lebih dari Rp22 triliun.
Menurut SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi, peningkatan transaksi tersebut didorong oleh pemulihan kondisi perekonomian retail Indonesia. Terutama setelah tiga tahun terdampak pandemi.
Selain itu juga didorong oleh mulai tingginya peralihan pola transaksi nasabah melalui transaksi non tunai. Bank mandiri optimistis penggunaan uang elektronik masih tumbuh di tahun 2024.
Thomas juga mengatakan, untuk mencapai target pertumbuhan di tahun ini, pihaknya senantiasa melakukan beberapa inovasi dan strategi.
Yang ditujukan untuk memperluas, mempermudah, dan memperbanyak akses kartu Mandiri e-money bagi nasabah dan masyarakat umum.
Salah satu penguatan strategi Bank Mandiri yakni dengan tetap berfokus pada sektor transportasi, merchant retail dan e-commerce. “Selain itu kami juga secara konsisten menerbitan kartu Mandiri e-Money dengan desain yang menarik dan diminati nasabah,” kata Thomas.(Kontan, 9 Jan)
Pertumbuhan transaksi Mandiri e-money tahun 2024 diharapkan secara persentase mengalami kenaikan mencapai dua digit dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.
2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mencatatkan perkembangan transaksi uang elektronik Flazz BCA dengan pertumbuhan yang positif hingga akhir tahun 2023.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F Haryn membuat rincian hingga November 2023. Frekuensi transaksi Flazz BCA mencapai lebih dari 906 juta transaksi.
Sementara itu, nominal transaksinya telah mencapai lebih dari Rp25,7 triliun, atau meningkat sebesar 18,8% YoY.
Sejalan dengan itu, BCA juga mencatat sebanyak lebih dari 25,4 juta kartu Flazz yang tersebar dan digunakan oleh masyarakat luas. Angka ini meningkat meningkat sebesar 3,5% YoY.
Hera juga mengatakan saat ini BCA telah mengeluarkan flazz gen 2 dengan logo baru (ada icon seperti wifi). Flazz ini dapat diisi ulang (top-up) dengan menggunakan myBCA dan BCA mobile kapan saja dan di mana saja.
Selain itu BCA juga sudah bekerjasama dengan beberapa partner untuk menyediakan layanan Top Up.
Ke depannya BCA akan terus memperkuat ekosistem finansial, penyempurnaan, dan modernisasi dari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki.
Hal ini dilakukan untuk mendukung keandalan dan keamanan berbagai layanan perbankan transaksi digital.
Salah satu keunggulan aplikasi myBCA, menyediakan solusi finansial dengan mempermudah nasabah dalam mengakses produk keuangan BCA lengkap dalam satu aplikasi.
Menurut Analis Vibiz Research, ke depan akan banyak bank yang mengembangkan transaksi menggunakan e-money seperti yang dilakukan kedua bank tersebut.
Hal ini karena preferensi masyarakat yang telah berubah yang lebih memilih menggunakan transaksi nontunai dalam bertransaksi. Selain lebih efisien juga lebih mudah dilakukan sepanjang ekosistem dan infrastruktur telah dipersiapkan oleh bank tersebut.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting