Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (12 Januari 2024; Rupiah Melemah

514

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 8-12 Januari 2024

Pada akhir hari Kamis, 11 Januari 2024

1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.545 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,70%.
3. DXY[1] menguat ke level 102,29.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 3,966%.

Keterangan:
1) Sebagai informasi, DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

2) Sedangkan UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 12 Januari 2024
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.550 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,62%.

Aliran Modal Asing (Minggu II Januari 2024)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 11 Januari 2024 sebesar 72,48 bps, turun dibandingkan per 4 Januari 2024 sebesar 74,98 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 8 – 11 Januari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp1,61 triliun.

Terdiri dari jual neto Rp3,21 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,08 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,48 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 11 Januari 2024, nonresiden beli neto Rp3,11 triliun di pasar SBN. Lalu beli neto Rp5,96 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp7,22 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 15.550. Lebih tinggi dibandingkan penutupan kemarin Rp15.545 per dolar AS. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp 15.587, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.573.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa menanjak setelah melemah perlahan 2 hari. Agak rangebound di tengah rilis inflasi CPI – AS yang di atas ekspektasi. Serta investor yang masih melihat peluang penurunan bunga pertama the Fed pada Maret nanti.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini naik ke 102,54. Lebih tinggi dibandingkan level penutupan hari sebelumnya di 102,31.

Sementara itu pasar SBN dan saham masih diminati asing . Hal ini terlihat pada data setelmen per tgl 11 Januari 2024 investor asing beli Rp3,11 triliun di pasar SBN, beli neto Rp 5,96 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 7,22 triliun di SRBI.

Sehingga potensi asing untuk membeli SBN masih akan terus berlangsung di tahun 2024.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting