(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kamis pagi ini (18/1), terpantau menguat 28,815 poin (0,40%) ke level 7.229,450 setelah dibuka naik ke level 7.212,043.
IHSG bergerak bangkit di area konsolidasi dari koreksi kemarin, sementara bursa kawasan Asia pagi ini umumnya mixed setelah tekanan aksi jual kemarin, serta mencermati Wall Street yang semalam ditutup kembali melemah.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pagi ini menguat 0,11% atau 17 poin ke level Rp 15.620, dengan dollar AS di pasar uang Asia menurun setelah flat di sesi global sebelumnya; agak terkoreksi setelah bertahan di sebulan tertingginya oleh data penjualan ritel AS yang kuat yang meredam prospek penurunan suku bunga the Fed dalam waktu dekat.
Rupiah menguat dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 15.637, serta terpantau bangkit dari oversold di level 5 minggu terendahnya.
Mengawali perdagangannya, IHSG menguat 11,408 poin (0,16%) ke level 7.212,043. Sedangkan indeks LQ45 naik 1,910 poin (0,20%) ke level 970,853. Pagi ini IHSG menguat 28,815 poin (0,40%) ke level 7.229,450. Sementara LQ45 terlihat naik 0,35% atau 3,401 poin ke level 972,344.
Tercatat saat ini sebanyak 229 saham naik, 208 saham turun dan 222 saham stagnan.
Sementara itu, bursa Wall Street semalam ditutup terkoreksi kembali dengan Dow Jones menurun di hari ketiganya. Sedangkan, bursa regional pagi ini mixed bias menguat, di antaranya Nikkei yang naik 0,45%, dan Indeks Hang Seng yang menanjak 0,32%.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini dibuka menguat membalas koreksi sesi sebelumnya, sementara bursa kawasan Asia pagi ini mixed bias menguat setelah tekanan aksi jual kemarin.
Berikutnya IHSG kemungkinan masih konsolidatif dan bertahan di zona hijau, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 7.390 dan 7.401. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.156, dan bila tembus ke level 7.093.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group



